Jumat, 20 September 2013

Akan Muncul Dai-Dai Yang Menyeru Ke Neraka Jahannam!

(Oleh: Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali hafizhahullah)

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyalahu ‘anhu, beliau berkata:
 “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullahtentang hal-hal yang baik TAPI AKU BERTANYA KEPADA BELIAU TENTANG HAL-HAL YANG BURUK agar jangan sampai menimpaku.”
Aku bertanya:
“Wahai Rasulullah, dahulukami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan?”
Beliau berkata: “Ya.”
Aku bertanya:
“Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”
Beliau menjawab:
“Ya, tetapi DI DALAMNYA ADA ASAP. ”
Aku bertanya:
“APA ASAPNYA ITU?”
Beliau menjawab:
“Suatu kaum yang membuat ajaran BUKAN DARI AJARANKU, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya.”
Aku bertanya:
“Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi?”
Beliau menjawab:
”Ya, (akan muncul) PARA DA'I-DA'I YANG MENYERUKE NERAKA JAHANNAM. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka mereka pun akan menjerumuskan ke dalam neraka.”
Aku bertanya:
“Ya Rasulullah, sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami?”
Beliau menjawab:
“Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita.”
Aku bertanya:
“APA YANG ANDA PERINTAHKAN KEPADAKU JIKA AKU TEMUI KEADAAN SEPERTI INI?.”
Beliau menjawab:
“Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka.”
Aku bertanya:
“BAGAIMANA JIKA TIDAK ADA IMAM DAN JAMA'AH KAUM MUSLIMIN?”
Beliau menjawab:
”TINGGALKAN SEMUA KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN ITU, WALAUPUN KAU (HARUS) MENGGIGIT AKAR POHON HINGGA AJAL MENDATANGIMU.”
TAKHRIJ HADITS

Hadits ini memiliki banyak jalan, di antaranya:
1. Dari jalan Walid bin Muslim (dia berkata): Menceritakan kepada kami IbnuJabir (dia berkata): Menceritakan kepada kami Bisr bin Ubeidillah Al-Hadromy hanya dia pernah mendengar Abu Idris Al-Khaoulani dari Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu …….[HR. Bukhari (6/615-616) dan (13/35) beserta Fathul Baari. Muslim (12/235-236 ) beserta Syarh Nawawi. Baghawi dalam Syarhus Sunnah (14/14). Dan Ibnu Majah (2979)]
2. Dari jalan Waki’ dari Sufyan dari ‘Atha’ bin Saib dari Abi Al-Bukhari dia berkata: Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu berkata ….. [HR. Ahmad dalam musnad (5/399)]
3. Dari jalan Abi Mughirah (dia berkata) menceritakan kepada kami Assafar bin Nusair Al-Azdi dan selainnya dari Hudzaifah bin Al-Yaman, beliau berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dahulu dalam keburukan lalu Allah menghilangkannya dan mendatangkan kebaikan melalui anda. Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan?” Beliau berkata: “Ya”. Hudzaifah bertanya lagi: “Apa kejelekan tersebut?” Beliau menjawab: “Akan muncul banyak fitnah seperti malam yang gelap gulita, sebagaimana mengikuti yang lainnya dan akan datang kepada kalian hal-hal yang samar-samar seperti wajah-wajah sapi yang kalian tak mengetahuinya.” [HR. Ahmad (5/391)]

SYARH HADITS

A. Mengenal Jalan Orang-Orang yang Tersesat Merupakan Kewajiban Dalam Syariat.
Ketahuilah -semoga Allah memberkahi anda- sesungguhnya metode Ar-Rabbani (Islam) yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamketika menampilkan generasi pertamaya itu Sahabat dan para tabi’in (sesungguhnya bertujuan) untuk MENJELASKAN JALAN KEBENARAN dan AGAR DIIKUTI.
Allah Ta'ala berfirman:
“Barangsiapa yang menyelisihi Rasul setelah jelas baginya petunjuk DAN DIA MENGIKUTI JALAN SELAIN (JALANNYA) ORANG-ORANG YANG BERIMAN* maka kami palingkan dia KEMANA DIA BERPALING dan kami akan memasukkannya ke dalam neraka jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa : 115)
* (Yang dimaksud dengan orang-orang beriman ketika ayat ini diturunkan, mereka tidak lain adalah para Sahabat radhiyallahu 'anhum)
Akan tetapi, (metode Islam) tidak cukup hanya menjelaskan jalan kebenaran saja bahkan (wajib) menyingkap kebatilan dan mengungkap kepalsuannya agar jelas dan terang (tentang) jalannya orang-orang yang tersesat (lalu dijauhi dan ditinggalkan,-pent).
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan demikianlah Kami TERANGKAN ayat-ayat Al-Qur’an, SUPAYA JELAS JALAN ORANG-ORANG YANG BENAR dan SUPAYA JELAS (pula) JALAN ORANG-ORANG YANG TERSESAT. ” (Al-An’am : 55)
Seorang penyair berkata:
“Aku mengenal keburukan bukan untuk keburukan akan tetapi untuk menjauhinya.”
“Dan barangsiapa yang tidak mengenal kebaikan dari keburukan dia akan terjerumus kedalam keburukan itu.”
B. Islam Terancam Dari Dalam
Sesungguhnya musuh-musuh Allah terus mengintai Islam hingga ketika mereka telah melihat penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) telah menjalar dalam tubuh kaum muslimin dan penyakit-penyakit yang lain sudah menyebar mereka langsung menyerang dan menyumbat nafas kaum muslimin.
Sesungguhnya racun-racun berbisa yang membinasakan dan menghancurkan kekuatan kaum muslimin serta melemahkan gerak mereka BUKANLAH PEDANG-PEDANG ORANG-ORANG KAFIR yang berkumpul untuk membuat makar terhadap Islam. Akan tetapi KUMAN-KUMAN YANG BUSUK YANG MENYELINAP DI DALAM TUBUH KAUM MUSLIMIN yang lambat tapi pasti (yang menyebabkan kebinasaan).
Itulah ASAP yang dikatakan (dimaksud) oleh Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam dalam hadits Hudzaifah diatas:
“Suatu kaum YANG MEMBUAT AJARAN BUKAN DARI AJARANKU dan memberikan petunjuk bukan dari petunjukku …..”
Di dalam ucapan beliau ini ada hal-hal penting di antaranya:
1. Sesungguhnya ASAP itu merupakan PENYIMPANGAN YANG SELALU MEMBUAT KABUR AJARAN ISLAM (Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang terang benderang malamnya bagaikan siangnya.
2. Yang nampak pada saat terjadinya hal ini adalah kebaikan, akan tetapi di dalamnya terdapat hal-hal yang membinasakan. Dalam riwayat Muslim Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan muncul manusia-manusia yang berhati setan.”
3. ASAP ini terus tumbuh dan menguasai hingga kejelekan itu merajalela serta merupakan awal munculnya DA'I-DA'I PENYESAT dan KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN.
4. Sesungguhnya yang meniup ASAP tersebut adalah PARA DA'I-DA'I PENYESAT. Dan ini menunjukkan bahwa rencana busuk untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin telah mengakar kuat dalam sejarah Islam.
5. Sesungguhnya GEMBONG-GEMBONG KESESATAN selain GIAT dalam menyesatkan, akan tetapi (sebagian) PEMEGANG KEBENARAN PUN LALAI dan tertidur hingga ASAP tersebut MENGUASAI dan MERAJALELA serta MENUTUPI KEBENARAN.
Dari sini kita ketahui bahwa ASAP yang MENYELIMUTI KEBENARAN dan MENGOTORI KEJERNIHANNYA adalah BID'AH-BID'AH yang ditebarkan oleh Mu’tazilah, Sufiyah, Jahmiyah, Khawarij, Asy’ariyah, Murji’ah dan Syi’ah RafidhAh sejak berabad-abad lamanya.
Oleh karena inilah umat Islam menjadi terbelakang dan menjadi santapanbagi setiap musuh serta (semakin) menyebarnya kebatilan.
Dan dengan sebab inilah setiap munafik BERBICARA DENGAN MENGATAS NAMAKAN ISLAM.
Dari sini kita mengetahui bahwa BAHAYA BID'AH LEBIH BESAR daripada musuh-musuh yang lainnya (orang-orang kafir), KARENA BID'AH MERUSAK HATI DAN BADAN tapi musuh-musuh (orang kafir) hanya merusak badan.
Para salaf telah bersepakat akan kewajiban memerangi ahli bid’ah dan menghajr (memboikot) mereka.
Imam Dzahabi rahimahullah mengatakan:
“Para salaf sering mentahdzir ahli bid’ah, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya hati-hati ini lemah sedangkansyubhat (dari ahli bid’ah itu) cepat mencengkram.
C. Hati-Hati Antek-Antek Yahudi !!!
Sesungguhnya para gembong-gembong kekafiran telah memproduksi antek-anteknya dalam negeri kaum muslimin dua cara.
1. Pengiriman para pelajar ke negeri kafir (seperti di Chicago University,-pent) yang di sanalah para pelajar kaum muslimin di cuci otak-otak mereka lalujika mereka pulang mereka sebarkan racun-racun itu kepada kaum muslimin.
2. Dengan menyelinapnya para orientalis di bawah simbol-simbol penelitian ilmiah. Sesungguhnyapara orientalis-orientalis itu merupakan antek-antek/tangan-tangan Yahudi dan Nashrani.
Di dalam hadits Hudzaifah ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ciri mereka, beliau bersabda:
“Akan munculda'i-da'i yang menyeru ke Neraka Jahannam, barangsiapa yang menerima seruan mereka maka mereka akan menjerumuskannya ke dalam jahannam.”
Hudzaifah bertanya:
“Wahai Rasulullahsebutkan ciri mereka?”
Rasulullah menjawab:
“Mereka dari golongankita dan berbicara dengan lisan-lisan kita.”
a. Al-Hafizh IbnuHajar rahimahullah berkata dalam Fathul Baari (13/36):
“Yaitu dari kaum kita dan yang berbicara dengan bahasa kita serta dari agama kita. Di dalamnyaada isyarat bahwa mereka itu dari Arab.”
b. Ad-Dawudi berkata:
“Mereka itu dari keturunanAdam.”
c. Al-Qoobisy berkata:
"Maknanya, secara dhahir mereka itu DARI AGAMA KITA tapi secara batin menyelisihi (agama kita).”
Mereka MENAMPAKKAN kesungguhan dalam memberi solusi, dan maslahat bagi umat. Tapi mereka MENIPU umat dengan gaya bahasa mereka, dan (di dalam) hati-hati mereka, mereka menginginkan untuk menjalankanmisi-misi tuan-tuan mereka dari kalangan Kristen dan Yahudi. Allah berfirman:
“Tidak akan ridha orang-orang Yahudi dan Nasrani hingga kalian mengikuti agama mereka.” (Al-Baqarah: 120)
Di antara mereka adalah Thaha Husein (dari Mesir, pent) yang dijuluki oleh tuan-tuannya sebagai pujangga Arab. Orang ini mengatakanbahwa sya'ir orang-orang jahiliyah itu lebih baik kesasteraannya daripada Al-Qur’an. Inilah pemikiran Marjilius seorang orientalis Yahudi yang diadopsi oleh Thaha Husein dan dipropagandakannya. Contoh-contoh seperti ini banyak sekali, mereka turuntemurun dari waktu ke waktu di setiap tempat.
D. Siapa Jama’ah Kaum Muslimin ?
Setelah melihat kenyataan yang pahit dan getir ini, mulailah sebagian kaum muslimin bangkit, setiap kelompok dari kaum muslimin melihat realita ini dari kaca mata tersendiri, kelompok yang lain juga demikian. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa kelompok-kelomp
ok yang ada sekarang ini, yang katanya berjuang atau berdakwah, mereka itu saling berselisih dalam metode dan cara berdakwah. Dan perselisihan yang paling parah yang menghalangi persatuan mereka adalah dua hal:
1. Peselisihan mereka dalam PENGAMBILAN SUMBER ILMU dan PEMAHAMAN terhadapAl-Qur’an dan Sunnah.
2. Ketidak-mengertian mereka TENTANG DIRI MEREKA SENDIRI, sehingga padasaat ini kita sering menyaksikan bahwa hizbiyyah dan fanatik golongan masih menyumbat akal pikiran para da'i-da'i yang turun di medandakwah.
Mereka membanggakandiri mereka sendiri dan meremehkan yang lainnya. Sebagiannya menganggapbahwa kelompoknya itulah yang dinamakan jama’ah kaum muslimin dan pendirinya adalah imam kaum muslimin yang wajib di bai’at atau disumpah setia. Dan sebagiannya lagi mengkafirkan kaum muslimin. Sebenarnya mereka hanya jama’ah atau kelompok-kelompok kaum muslimin, karena kaum muslimin sekarang tidak memiliki jama’ah atau pun imam/pemimpin.
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa jama’ah kaum muslimin adalah yang bersatu atau berkumpuldi dalamnya seluruh kaum muslimin. Mereka hanya punya satu imam/pemimpin yang menerapkan hukum-hukum Allah dan wajib untuk di taati serta dibai’at.
E Tinggalkan Kelompok-Kelompok Sempalan Itu
Hadits Hudzaifah di atas memerintahkan kepada kita untuk MENINGGALKAN SEMUA KELOMPOK-KELOMPOK SESAT ketika terjadi fitnah dan kejelekan serta di saat tidak ada jama’ah kaum musilimin dan imam mereka.
Kelompok-kelompok sempalanini, menyeru manusia kepada kesesatan, bersatu di atas kemungkarandan di atas hawa nafsu, atau berkumpuldi atas pemikiran-pemikiran kufur seperti sosialisme, komunisme, kapitalisme, demokrasi atau bersatu berdasarkan fanatik golongandan lain sebagainya. Inilah kelompok-kelompok sesat yang diperintahkan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Hudziafah untuk DITINGGALKAN dan DIJAUHI karena menjerumuskan manusia ke dalam Neraka Jahanam dengan sebab ajaran mereka yang BUKAN DARI ISLAM.
Adapun kelompok yang menyeru kepada Islam (yang benar), memerintahkan kepada yang baik dan melarang dari yang munkar, maka inilah yang diperintahkan oleh Allah untuk diikuti dan ditolong. Allah Ta’ala berfirman.
“Hendaklah ada di antara kalian sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan dan menyeru kepada yang baik dan melarangdari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali-Imran : 104)
F. Jalan Keluar Dari Problematika Umat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam MEMERINTAHKANHudzaifah untuk MENINGGALKAN semua kelompok sempalanyang menyeru ke Neraka Jahannam meskipun sampai (harus) menggigit akar pohon hingga ajal menjemput.
Adapunpenjelasannya, maka sebagai berikut:
1. Ini adalah perintah untuk berpegang teguh padaAl-Qur’an dan Sunnah serta (mengikuti) pemahaman Salafush Shalih. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamdalamhadits Al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu:
“Dan barangsiapayang hidup di antara kalian maka dia AKAN MELIHAT PERSELISIHAN YANG BANYAK SEKALI, maka berhati-hatilah kalian DARI PERKARA-PERKARA YANG BARU DALAM AGAMA karena itu (merupakan) kesesatan. Dan barangsiapadi antara kalian yang mendapatkanhal ini maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para khulafa ‘ar-rasyidin, gigitlah erat-erat dengan gigi geraham kalian.” [HR Abu Dawud (4607). Tirmidzi (2676) dan IbnuMajah (440) dan selain mereka]
Di dalamhadits Hudzaifah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menggigit akar pohon ketika terjadi perpecahan sambil menjauhi semua kelompok sesat. Dan di dalamhadits Al-Irbadh beliau memerintahkan untuk berpegang teguh dengan Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafus shalih radhiyallahu anhum ketika munculnya kelompok-kelomok sesat dan ketika tidak adanya jama’ah kaum muslimin serta imam mereka.
2. Sesungguhnyaperintah untuk menggigit akar pohon dalamhadits Hudzaifah maknanya adalah ISTIQAMAH atau tetap dalamsabar dalam memegang kebenarandan dalam MENINGGALKAN semua kelompok sesat yang menyelisihi kebenaran. Atau maknanya bahwa pohon Islam akan diguncang denganangin kencang hingga merontokkan semua ranting dan cabangnya, tidak ada yang tersisa melainkan akarnya yang masih tegar. Karena itulah wajib bagi setiap muslim untuk MEMEGANG ERAT AKAR TERSEBUTdan MENGORBANKAN SEMUA YANG BERHARGA dalam dirinya karena akar tersebut akan tumbuh dan tegar kembali.
3. Ketika itu juga, WAJIB bagi setiap muslim untuk MENOLONG dan MEMBANTU kelompok (yang berpegang teguh dengan sunnahtersebut, -pent) dari setiap fitnah yang mengancam. Karena kelompok ini (adalah kelompok) yang selalu tampak di atas kebenaran hingga akhirnya mereka membunuh Dajjal.
(Ringkasan dari kitab Al-Qaulul Mubin Fii Jama’atil Muslimin)
[Disalin dari majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyah, Edisi 13, Th. III Shafar 1426 H/ April 2005 M, hal. 22-26. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad. Jl. Sultan IskandarMuda No. 45 Surabaya. Copas dari almanhaj.or.id]
Semoga bermanfaat. ..

(Source: Ustadz Abu Muhammad Herman)

Dari postingan akun fb Naashir As-Sunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar