Jumat, 20 Desember 2013

Twit ulama tentang mengikuti film barat

# Awas Film-Film Barat #
Mengikuti film-film Amerika (barat -ed) dapat menyebabkan bermudah-mudahan dalam durhaka kepada orang tua, berkhianat kepada pasangan, mengikuti syahwat dan menyepelekan masalah yang berbahaya seperti penyimpangan dalam beragama dengan berbagai bentuknya.~Dr. Abdul Muhsin Al Muthiri~ | Twit Ulama NB: Dan film-film Indonesia pun sekarang, banyak yang berefek demikian. Wallahul musta'an

Via status: muslim.or.id

Pentingnya Ilmu

Seorang teman bertanya kepada saya : "Mas koq seneng banget kerja bawa-bawa radio?"
Saya menjawab : "Iya akh, saya lebih butuh kepada radio ini ketimbang makan dan minum. Sebab dengan perantara radio ini saya dapat menuntut 'ilmu syar'i.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullaahu ta'ala berkata,"Manusia lebih butuh kepada ilmu ketimbang makan dan minum. Karena makan dan minum dalam sehari hanya dibutuhkan dua atau tiga kali, sedangkan ilmu dibutuhkan pada setiap saat."(I'lamul Muwaqqi'in, II/257)

Dan perkataan beliau rahimahullaahu ta'ala ini terbukti dan benar-benar saya alami, 24 jam non stop saya mencari 'ilmu baik dengan mendengarkan kajian via radio, membaca kitab para 'ulamaa', dan lain-lain bahkan pernah saya lupa makan dan minum dalam sehari karena sibuk mencari 'ilmu.

"Ayo ikhwatul iman bersemangatlah dalam menuntut 'ilmu syar'i.

Dari Abu Darda' radhiyallaahu ta'ala 'anhu, ia berkata,Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allaah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bagian yang banyak."(Shahiih, HR. Ahmad, V/196, Abu Dawud, no. 3641, at-Tirmidzi, no. 2682, Ibnu Majah, no. 223, dan Ibnu Hibbaan, no. 80)

Saat ini di radio Rodja 756 Am sedang berlangsung kajian rekaman bersama Al-Ustadz Abu Qatadah hafizhahullaahu ta'ala dalam tema Syarah Umdatul Ahkam (Penjelasan Hadits-Hadits Hukum), bab Janaiz (Jenazah).

Via status:
Pentingnya Ilmu Sebelum Beramal

Sabtu, 23 November 2013

Info Kajian


Islam hanya mengajarkan kebaikan

Islam Kok Kumuh?

Mungkin itu ucapan yang kadang terucap dari lisan sebagian ummat Islam. Atau ada pula yang berkata : islam kok malas, atau islam kok menipu ..... dst.

Sobat ketahuilah bahwa ucapan di atas pastilah tidak tepat karena Islam tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk hidup kumuh, malas, menipu atau tindakan menyimpang lainnya.

Islam hanya mengajarkan kebaikan, dan jalan hidup yang paling bagus lagi lurus sehingga pasti akan berakhir di pintu surga Allah.
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Sejatinya Al Qur'an ini menunjukkan kepada jalan yang paling lurus dan membawa kabar gembira bagi orang orang yang beriman lagi beramal shaleh bahwa mereka pastilah mendapatkan pahala yang besar. ( Al Isra' 9)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أكمل المؤمنين إيمانا، أحسنهم خلقا
Orang beriman yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaqnya. ( Ahmad dan lainnya)

Adapun ummat Islam, maka dari mereka ada yang kumuh, malas, bodoh, kaku, kejam dan lainnya. Namun tentu itu semua tidak mewakili islam, itu adalah penyimpangan mereka semua dari syariat Islam. Bahkan bisa jadi kita, saya atau anda adalah salah satu oknum muslim yang melakukan sebagian dari perilaku menyimpang di atas.

Andai kita semua menjalankan islam seutuhnya niscaya semua itu tida terjadi, simaklah firman Allah berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Wahai orang orang yang beriman masuklah kalian semua kedalam islam secara menyeluruh, dan janganlah kalian mengikuti langkah langkah setan, sejatinya setan itu adalah musuh kalian yang nyata. ( al Baqarah 208)
via status:
 Dr Muhammad Arifin Badri

Senin, 18 November 2013

Khutbah Iblis Yang Sangat Menyentuh Hati

# KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI… #

Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ

"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :
يُخْبِرُ تَعَالَى عَمَّا خَطَبَ بِهِ إِبْلِيْسُ أَتْبَاعَهُ، بَعْدَمَا قَضَى اللهُ بَيْنَ عِبَادَهُ، فَأدخل المؤمنين الجنات، وأسكن الكافرين الدركات، فقام فيهم إبليس -لعنه الله -حينئذ خطيبا ليزيدهم حزنا إلى حزنهم (4) وغَبنا إلى غبْنهم، وحسرة إلى حسرتهم
"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan…." (Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)

Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!

Khutbah tersebut…

Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,

Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…

khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…

Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotiib…Iblis la’natullah 'alaihi

Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ (٢٣)
"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".

Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka" (QS Ibrahim : 22-23)

Demikianlah khutbah Iblis tersebut….setelah ia menggoda manusia…setelah menipu mereka…setelah menjerumuskan mereka dalam neraka…setelah tercapai cita-citanya…lalu…
Iapun berlepas diri dari para pengikutnya. Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…
Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…akan tetapi ia menyuruh mereka (para pengikutnya) untuk mencela diri mereka sendiri…
Bahkan ia mengaku sejak dulu kufur/ingkar terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…

Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh, Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa "Sesungguhnya orang-orang zalim mendapatkan siksaan yang pedih"…lalu Iblis menyebutkan tentang kenikmatan penduduk surga, yaitu orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!

Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan dalam hati para penghuni neraka tatkala mendengar khutbah dari sang pemimpin…

Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena kutbah Iblis ini….orang-orang yang tatkala di dunia tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat, tidak tergerak hati mereka tatkala mendengar pengajian-pengajian dan khutbah-khutbah…hati mereka hanyalah tergerak dan tersentuh tatkala mendengar khutbah Iblis….wal'iyaadzu billah.

By: Ust. Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
 
via: muslim.or.id

Minggu, 17 November 2013

Jika Dikatakan Padamu...

:: Wahai orang-orang yang beriman ::

Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata: “Jika engkau mendengar Allah berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman', maka pasang pendengaran baik-baik karena padanya (pasti terdapat) kebaikan yang diperintahkan atau keburukan yang akan dilarang” [Riwayat Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Awliyaa’]

Setiap perintah dalam al-Quran pasti mengandung kebaikan, kemaslahatan, keberuntungan, manfaat, keindahan, keberkahan. Sedangkan setiap larangan dalam al-Quran pasti mengandung kerugian, kebinasaan, kehancuran, keburukan [disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir (1/200)].
dari status Fb Abo Mohammed

Kamis, 14 November 2013

Kenangan Masa Kecil Yang Sering Terlupakan

# KENANGAN MASA KECIL YANG SERING TERLUPAKAN #

Ibumu (yang selama sembilan bulan) mengandungmu dalam keadaan lemah, dan semakin bertambah kelemahannya, dengan kesakitan yang selalu dialaminya, semakin engkau tumbuh maka semakin terasa berat yang dirasakannya dan semakin lemah tubuhnya.

Kemudian tatkala akan melahirkanmu ia mempertaruhkan nyawanya dengan sakit yang luar biasa, ia melihat kematian dihadapannya namun ia tetap tegar demi engkau. Tatkala engkau lahir dan berada di sisinya maka hilanglah semua rasa sakit itu, ia memandangmu dengan penuh kasih sayang, ia meletakkan segala harapannya kepadamu.

Kemudian ia bersegera sibuk mengurusmu siang dan malam dengan sebaik-baiknya dipangkuannya, makananmu adalah susunya, rumahmu adalah pangkuannya, kendaraanmu adalah kedua tangannya. Ia rela untuk lapar demi mengenyangkanmu, ia rela untuk tidak tidur demi menidurkanmu, ia mendahulukan kesenanganmu di atas kesenangannya. Ia sangat sayang kepadamu, sangat mengasihimu.

Engkau menganggapnya adalah segalanya jika ia berada di sisimu, jika ia tidak berada di sisimu maka hanya ialah yang engkau panggil-panggil namanya, engkau tidak akan tenang dan berhenti dari tangismu hingga engkau melihatnya, jika mendapati hal yang tidak engkau sukai maka engkau segera melaporkan kepadanya dan meminta pertolongannya, engkau menganggap seluruh kebaikan berada padanya, dan engkau menyangka jika ia telah memelukmu di dadanya atau jika engkau tahu bahwa ia sedang mengawasimu maka tidak akan ada kejelekan yang bisa menimpamu.

Hatinya selalu sibuk memikirkanmu, ia menjadikan Robb-mu sebagai penjagamu dan pemeliharamu, ia merasakan bahwasanya engkau adalah belahan jiwanya, oleh karena itu seluruh harapannya ia letakkan kepadamu dan kehidupannya adalah demi keberhasilanmu.

Adapun ayahmu… ia bekerja dan berusaha dengan susah payah karenamu, ia mencegahmu dari kesulitan hidup sebisa mungkin, berulang-ulang ia pergi jauh demi menafkahimu, ia keluar di pagi hari dan kembali di petang hari demi engkau.

Demikianlah kedua orangtuamu menghadapi keletihan dan susah payah demi engkau, namun kecintaan mereka kepadamu telah tertanam di dalam hati mereka, mereka berusaha semampu mereka sekuat mereka untuk membahagiakanmu, engkaulah penyejuk mata mereka, engkaulah buah hati mereka, engkaulah harapan masa depan mereka. Mereka tidak tanggung-tanggung mengeluarkan uang yang telah susah payah mereka dapatkan untuk mengobatimu jika engkau sakit, dan mereka rela mengeluarkan harta mereka jika engkau yang meminta demi untuk menyenangkanmu, engkau hidup dan tumbuh di bawah naungan mereka dan bimbingan mereka.

(Nasehat Syaikh Abdul Muhsin Al-Qosim, dari khutbah jum'at yang disampaikan oleh beliau di Mesjid Nabawi)

By: Ust. Firanda
via status: Muslim.or.id

Lima Ekor Kambing dari Jedah

# Lima Ekor Kambing dari Jedah #

Banyak orang bijak yang bertutur bahwa diantara kunci-kunci kesuksesan dalam hidup seseorang adalah dengan berbakti kepada kedua orang tua.
Penulis pernah bertamu ke rumah teman di pinggiran kota Jeddah. Ada tetangganya datang bertamu, usianya sekitar 60 tahun. Dia bekerja sebagai karyawan di kantor seorang syaikh di kota Jeddah. Dia bercerita bahwa majikannya itu seorang yang kaya raya, sangat sibuk sekali dengan aktivitas dakwah, amal sosial dan bisnisnya. Beliau sangat dicintai oleh keluarganya dan masyarakat serta disegani oleh pemerintah.

Suatu hari Ayah Syaikh yang tinggal di wilayah Al Qassem berjarak sekitar 1000 km dari Jeddah, ia telp ke anaknya dan minta dibelikan lima ekor kambing dari Jeddah dan dikirim ke Al Qassem. Syaikh menjawab, "Siap, insya Allah segera akan saya belikan lima ekor kambing dari Jeddah dan akan saya kirim ke Al Qassem".

Karyawan Syaikh yang usianya lebih tua dari majikannya rupanya mendengarkan pembicaraan Syaikh dengan ayahnya. Karyawan itu berkata kepada Syaikh, "Kalau saya tidak salah dengar, Ayah Anda minta dibelikan lima ekor kambing dari Jeddah?". Syaikh menjawab, "Ya benar". Karyawan itu mengatakan, "Rupanya ini ujian untuk Anda wahai Syaikh, sesungguhnya kambing dari Al Qassem dagingnya jauh lebih lezat dibandingkan kambing dari Jeddah. Sebenarnya Anda bisa menawarkan untuk kirim uang saja lalu saudaramu di Al Qassem yang membeli kambing dari sana".

Syaikh tidak menerima usulnya dan tetap akan membelikan lima ekor kambing dari Jeddah untuk Ayahnya. Mungkin jawaban Syaikh kepada karyawannya, "Tiap orang punya selera yang berbeda, bisa saja Ayah bosan dengan kambing dari Al Qassem dan ingin variasi memakan kambing dari Jeddah. Bisa jadi Ayah ingin menguji loyalitas Anaknya sejauh mana dia memperhatikan Ayahnya. Yang jelas saya ingin menggembirakan Ayah saya dengan memenuhi permintaannya selama itu bukan maksiat dan dosa".

Setelah Syaikh membeli lima ekor kambing, segera Syaikh menyiapkan mobil dan mengajak anaknya yang berusia 18 tahun untuk menemani Ayahnya mengantarkan kambing-kambing ke rumah Kakeknya dengan jarak tempuh pulang pergi dua ribu (2000) km !!!

Tetangga teman saya menceritakan, "Saya berusaha mencegah Syaikh mengantarkan sendiri kambing-kambing itu. Saya berkata, "Wahai Syaikh, Anda adalah orang yang sangat sibuk sekali dengan masalah Ummat dan banyak pekerjaan yang mesti Anda selesaikan di Jeddah, mengapa tidak Anda suruh supir yang berangkat?". Syaikh menjawab, "Tidak! Saya butuh doa dan ridha Ayah. Ridha Allah terdapat pada ridha orang tua. Saya ingin menjadi Anak yang berbakti kepada orang tua".

Syaikh berangkat bersama anaknya mengantarkan lima ekor kambing ke rumah Ayahnya. Sesampainya disana, Syaikh serahkan kambing-kambing tersebut, mencium Ayahnya, duduk bercengkerama, makan bersama Ayah dan keluarganya, tidak lama Syaikh pamit kembali pulang ke Jeddah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan untuk mendapatkan ridha dan doa Ayahnya. Masya Allah !!!

Bagaimana dengan kita ? Terkadang orang tua kita meminta kita menebus obat dan menyuruh agar tidak membeli obat dari Apotek yang dekat rumah tapi meminta agar kita menebus obat di Apotek lain yang jaraknya lebih jauh dari rumah kita. Taruhlah 10 km perbedaan jarak antara Apotek pertama dengan kedua, atau anggap saja 30 km! Orang tua punya pertimbangan bahwa Apotek dekat rumah kurang baik, bisa jadi menjual obat tiruan. Sedangkan kita sebagai anak yakin bahwa apotek pertama menjual obat Asli dan sama mutunya dengan Apotek kedua. Seringkali kita memaksakan pendapat kita dengan membeli obat di Apotek terdekat karena ingin praktis menghemat waktu meskipun beresiko membuat orang tua kita kecewa.

Ada seorang Ayah menyuruh anaknya pergi ke suatu kantor untuk menyelesaikan urusan Ayah jam 7 pagi. Si Anak menjawab, "Bagaimana kalau saya berangkat 45 menit lagi? Karena kantor tersebut baru buka jam 8 pagi?" Perjalanan menuju kantor tersebut kurang lebih lima belas menit. Ayah bersikeras bahwa kantor buka jam 7 pagi, jadi anaknya harus berangkat sekarang juga yaitu jam 7 pagi. Akhirnya si anak menurut dan berangkat, sesampainya di sana kurang lebih jam 07.10 kantor masih tutup, terpampang dalam pengumuman bahwa kantor dibuka jam 08.00. Si anak pulang dulu untuk menyelsaikan beberapa urusan lainnya dan ketika sampai di rumah menjelaskan kepada ayahnya bahwa kantor masih tutup dan baru buka jam 08.00, insya Allah jam 07.45 saya akan berangkat lagi ke kantor tersebut. Si anak tidak mengeluh dan tidak menampakkan kekecewaannya dan tidak ingin ayahnya malu kepadanya. Ayahnya hanya menjawab, "Ya sudah, jam 8 nanti kamu ke sana lagi !"

Betapapun besar pengorbanan yang dirasakan anak untuk orang tuanya tidaklah sebanding dengan pengorbanan orang tua untuk anaknya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan menjadikan anak-anak kita sebagai anak-anak shalih dan shalihah yang berbakti kepada kita selaku orang tua mereka, amin.

(Sumber: Buku Saku "Rumahku Surgaku" Oleh: Fariq Gasim Anuz
Penerbit: Daun Publishing)
via status muslim.or.id

Selasa, 29 Oktober 2013

Cerita Tiga Wanita Syiah yang Kembali Memeluk Islam

Dari status fb
Islamic Centre Bin Baz

Ya Allah, kepada-Mu kami berlindung, kepada-Mu kami memohon pertolongan dan kepada-Mu kami bertawakkal. Engkaulah Yang Memulai dan Mengulangi, Ya Allah kami berlindung dari kejahatan perbuatan kami dan minta tolong kepada-Mu untuk selalu menaati-Mu, dan kepada-Mu lah kami bertawakkal atas setiap urusan kami.
Semenjak lahir, yang kutahu dari akidahku hanyalah ghuluw (berlebihan) dalam mencintai Ahlul bait. Kami dahulu memohon pertolongan kepada mereka, bersumpah atas nama mereka dan kembali kepada mereka tiap menghadapi bencana. Aku dan kedua saudariku telah benar-benar meresapi akidah ini sejak kanak-kanak.
Kami memang berasal dari keluarga syi’ah asli. Kami tidak mengenal tentang mazhab ahlussunnah wal jama’ah kecuali bahwa mereka adalah musuh-musuh ahlulbait Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Mereka lah yang merampas kekhalifahan dari tangan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, dan merekalah yang membunuh Husain.
Akidah ini semakin tertanam kuat dalam diri kami lewat hari-hari “Tahrim”, yaitu hari berkabung atas ahlul bait, demikian pula apa yang diucapkan oleh syaikh kami dalam perayaan Husainiyyah dan kaset-kaset ratapan yang memenuhi laciku.
Aku tak mengetahui tentang akidah mereka (ahlussunnah) sedikitpun. Semua yang kuketahui tentang mereka hanyalah bahwa mereka orang-orang munafik yang ingin menyudutkan ahlul bait yang mulia.
Faktor-faktor di atas sudah cukup untuk menyebabkan timbulnya kebencian yang mendalam terhadap penganut mazhab itu, mazhab ahlussunnah wal jama’ah.
Benar… Aku membenci mereka sebesar kecintaanku kepada para Imam. Aku membenci mereka sesuai dengan anggapan syi’ah sebagai pihak yang terzhalimi.
Keterkejutan pertama
Ketika itu aku sedang dudukdi sekolah dasar. Di sekolah aku mendengar penjelasan Bu Guru tentang mata pelajaran tauhid. Beliau berbicara tentang syirik, dan mengatakan bahwa menyeru selain Allah termasuk bentuk menyekutukan Allah. Contohnya seperti ketika seseorang berkata dalam doanya: “Hai Fulan, selamatkan aku dari bencana… tolonglah aku” lanjut Bu Guru. Maka kukatakan kepadanya: Bu, kami mengatakan “Ya Ali”, apakah itu juga termasuk syirik? Sejenak kulihat beliau terdiam… seluruh murid di sekolahku, dan sebagian besar guru-gurunya memang menganut mazhab syi’ah… kemudian Bu Guru berkata dengan nada yakin: “Iya, itu syirik” kemudian langsung melontarkan sebuah pertanyaan kepadaku:
“Bukankah doa adalah ibadah?”
“Tidak tahu,”jawabku.
“Coba perhatikan, apa yang Allah katakan tentang doa berikut,” lanjutnya seraya membaca firman Allah:
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻜُﻢُ ﺍﺩْﻋُﻮﻧِﻲ ﺃَﺳْﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُﻭﻥَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺩَﺍﺧِﺮِﻳﻦَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” (Ghaafir: 60).
“Bukankah dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa berdoa adalah ibadah, lalu mengancam orang yang enggan dan takabbur terhadap ibadah tersebut dengan Neraka?” tanyanya.
Setelah mendengar pertanyaan tersebut, aku merasakan suatu kejanggalan… aku merasa kecewa… segudang perasaan menggelayuti benakku tanpa bisa kuungkapkan. Saat itu aku berangan-angan andaikan aku tak pernah menanyakan hal itu kepadanya. Lalu kutatap dia untuk kedua kalinya… ia tetap tegar laksana gunung.
Waktu pulang kutunggu dengan penuh kesabaran, Aku berharap barangkali ayah dapat memberi solusiatas permasalahanku ini… maka sepulangku dari sekolah, kutanya ayahku tentang apa yang dikatakan oleh Bu Guru tadi.
Ayah serta merta mengatakan bahwa Bu Guru itu termasuk yang membenci Imam Ali. Ia mengatakan bahwa kami tidaklah menyembah Amirul Mukminin, kami tidak mengatakan bahwa dia adalah Allah sehingga Gurumu bisa menuduh kami telah berbuat syirik… jelas ayah.
Sebenarnya aku tidak puas dengan jawaban ayahku, sebab Bu Guru berdalil dengan firman Allah. Ayah lalu berusaha menjelaskan kepadaku kesalahan mazhab sunni hingga kebencianku semakin bertambah, dan aku semakin yakin akan batilnya mazhab mereka.
Aku pun tetap memegangi mazhabku, mazhab syi’ah; hingga adik perempuanku melanjutkan karirnya sebagai pegawai di Departemen Kesehatan.
Sekarang, biarlah adikku yang melanjutkan ceritanya…
Setelah masuk ke dunia kerja, aku berkenalan dengan seorang akhwat ahlussunnah wal jama’ah. Ia seorang akhwat yang multazimah (taat) dan berakhlak mulia. Ia disukai oleh semua golongan, baik sunni maupun syi’ah. Aku pun demikian mencintainya, dan berangan-angan andai saja dia bermazhab syi’ah.
Saking cintanya, aku sampai berusaha agar jam kerjaku bertepatan dengan jam kerjanya, dan aku sering kali bicara lewat telepon dengannya usai jam kerja.
Ibu dan saudara-saudaraku tahu betapa erat kaitanku dengannya, sebab itu aku tak pernah berterus terang kepada mereka tentang akidah sahabatku ini, namun kukatakan kepada mereka bahwa dia seorang syi’ah, tak lain agar mereka tidak mengganggu hubunganku dengannya.
Permulaan Hidayah
Hari ini, aku dan sahabatku berada pada shift yang sama. Kutanya dia: “Mengapa di sana ada sunni dan syi’ah, dan mengapa terjadi perpecahan ini?” Ia pun menjawab dengan lembut:
“Ukhti, sebelumnya maafkan aku atas apa yang akan kuucapkan… sebenarnya kalianlah yang memisahkan diri dari agama, kalian yang memisahkan diri dari Al Qur’an dan kalian yang memisahkan diri dari tauhid!!”
Kata-katanya terdengar laksana halilintar yang menembus hati dan pikiranku. Aku memang orang yang paling sedikit mempelajari mazhab di antara saudari-saudariku. Ia kemudian berkata:
“Tahukah kamu bahwa ulama-ulama kalian meyakini bahwa Al Qur’an telah diubah-ubah, meyakini bahwa segala sesuatu ada di tangan Imam, mereka menyekutukan Allah, dan seterusnya…?” sembari menyebut sejumlah masalah yang kuharap agar ia diam karena aku tidak mempercayai semua itu.
Menjelang berakhirnya jam kerja, sahabatku mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tasnya seraya mengatakan bahwa itu adalah tulisan saudaranya, berkenaan dengan haramnya berdoa kepada selain Allah. Kuambil lembaran-lembaran tersebut, dan dalam perjalanan pulang aku meraba-rabanya sambil merenungkan ucapan sahabatku tadi.
Aku masuk ke rumah dan kukunci pintu kamarku. Lalu mulailah kubaca tulisan tersebut. Memang, hal ini menarik perhatianku dan membuatku sering merenungkannya.
Pada hari berikutnya, sahabatku memberiku sebuah buku berjudul “Lillaah, tsumma littaariekh” (Karena Allah, kemudian karena sejarah). Sumpah demi Allah, berulang kali aku tersentak membaca apa yang tertulis di dalamnya. Inikah agama kita orang syi’ah? Inikah keyakinan kita?!!
Sahabatku pun semakin akrab kepadaku. Ia menjelaskan hakikat banyak hal kepadaku. Ia mengatakan bahwa ahlussunnah mencintai Amirul Mukminin dan keluarganya.
Benar… aku pun beralih menganut mazhab ahlussunnah tanpa diketahui oleh seorang pun dari keluargaku. Sahabatku ini selalu menghubungiku lewat telepon. Bahkan saking seringnya, ia sempat berkenalan dengan kakak perempuanku.
Sekarang, biarlah kakakku yang melanjutkan ceritanya…
Aku mulai berkenalan dengan akhwat yang baik ini. Sungguh demi Allah, aku jadi cinta kepadanya karena demikian sering mendengar cerita adikku tentangnya. Maka begitu mendengar langsung kata-katanya, aku semakin cinta kepadanya.
Permulaan Hidayah
Hari itu, aku sedang membersihkan rumah dan adikku sedang bekerja di kantor. Aku menemukan sebuah buku bergambar yang berjudul: “Lillaah, tsumma littaariekh”.
Aku pun membukanya lalu membacanya… sungguh demi Allah, belum genap sepuluhhalaman, aku merasa lemas dan tak sanggup merampungkan tugasku membersihkan rumah. Coba bayangkan, dalam sekejap, akidah yang ditanamkan kepadaku selama lebih dari 20 tahun hancur lebur seketika.
Aku menunggu-nunggu kembalinya adikku dari kantornya. Lalu kutanya dia: “Buku apa ini?”
“Itu pemberian salah seorang suster di rumah sakit”, jawabnya.
“Kau sudah membacanya?” tanyaku.
“Iya, aku sudah membacanya dan aku yakin bahwa mazhab kita keliru”, jawabnya.
“Bagaimana denganmu?” tanyanya.
“Baru beberapa halaman” jawabku.
“Bagaimana pendapatmu tentangnya?” tukasnya.
“Kurasa ini semua dusta, sebab kalau benar berarti kita betul-betul sesat dong”, sahutku.
“Mengapa tidak kita tanyakan saja isinya kepada Syaikh?” pintaku.
“Wah, ide bagus” katanya.
Buku itu lantas kukirimkan kepada Syaikh melalui adik laki-lakiku. Kuminta agar ia menanyakan kepada Syaikh apakah yang tertulis di dalamnya benar, ataukah sekedar kebohongan dan omong kosong?
Adikku mendatangi Syaikh tersebut dan memberinya buku itu. Maka Syaikh bertanya kepadanya: “Dari mana kau dapat buku ini?”
“Itu pemberian salah seorang suster kepada kakakku,” jawabnya.
“Biarlah kubaca dulu,” kata Syaikh, sembari aku berharap dalam hati agar kelak ia mengatakan bahwa semuanya merupakan kebohongan atas kaum syi’ah. Akan tetapi, jauh panggang dari api! Kebatilan pastilah akan sirna.
Aku terus menunggu jawaban dari Syaikh selama sepuluhhari. Harapanku tetap sama, barang kali aku mendapatkan sesuatu darinya yang melegakan hati.
Namun selama sepuluhhari tadi, aku telah mengalami banyak perubahan. Kini sahabat adikku sering berbicara panjang lebar denganku lewat telepon, bahkan ia seakan lupa kalau mulanya ia ingin bicara dengan adikku. Kami bicara panjang lebar tentang berabagai masalah.
Pernah suatu ketika ia menanyaiku: “Apa kau puas dengan apa yang kita amalkan sebagai orang syi’ah selama ini?”. Aku mengira bahwa dia adalah syi’ah, dan dia tahu akan hal itu…
“Kurasa apa kita berada di atas jalan yang benar,” jawabku.
“Lalu apa pendapatmu terhadap buku milik adikmu?” tukasnya. Akupun terdiam sejenak… lalu kataku:
“Buku itu telah kuberikan ke salah seorang Syaikh agar ia menjelaskan hakikat buku itu sebenarnya”.
“Kurasa ia takkan memberimu jawaban yang bermanfaat, aku telah membacanya sebelummu berulang kali dan kuselidikikebenaran isinya… ternyata apa yang dikandungnya memang sebuah kebenaran yang pahit”, jelasnya.
“Aku pun menjadi yakin bahwa apa yang kita yakini selama ini adalah batil” lanjutnya.
Kami terus berbincang lewat telepon dan sebagian besar perbincangan itu mengenai masalah tauhid, ibadah kepada Allah dan kepercayaan kaum syi’ah yang keliru. Tiap hari bersamaan dengan kepulangan adikku dari kantor, ia menitipkan beberapa lembar brosur tentang akidah syi’ah, dan selama itu aku berada dalam kebingungan.
Aku teringat kembali akan perkataan Bu Guru yang selama ini terlupakan. Kuutus adik lelakikuuntuk menemui Syaikh dan meminta kembali kitab tersebut beserta bantahannya. Akan tetapi sumpah demi Allah, lagi-lagi Syaikh ini mengelak untuk bertemu dengan adikku. Padahal sebelumnya ia selalu mencari adikku, dan kini adikku yang justru menelponnya. Namun keluarga Syaikh mengatakan bahwa dia tidak ada, dan ketika adikku bertemu dengannya dalam acara Husainiyyah (Ritual kaum Syi’ah dalam rangka memperingati syahidnya Imam Husain bin Ali) dan menanyakan kitab tersebut; Syaikh hanya mengatakan: “Nanti”, demikian seterusnya selama dua bulan.
Selama itu, hubunganku dengan sahabat adikku lewat telepon semakin sering, dan di sela-selanya ia menjelaskan kepadaku bahwa dirinya seorang sunni, alias ahlussunnah wal jama’ah. Dia berkata kepadaku:
“Jujur saja, apa yang membuat kalian membenci Ahlussunnah wal Jama’ah?”
Aku sempat ragu sejenak, namun kujawab: “Karena kebencian mereka terhadap Ahlulbait”.
“Hai Ukhti, Ahlussunnah justru mencintai mereka,” jawabnya.
Kemudian ia menerangkan panjang lebar tentang kecintaan Ahlussunnah terhadap seluruh keluarga Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, beda dengan Syi’ah Rafidhah yang justeru membenci sebagian ahlul bait seperti istri-istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Benar, kini aku tahu tentang akidah Ahlussunnah wa Jama’ah dan aku mulai mencintai akidah yang sesuai dengan fitrah dan jauh dari sikap ghuluw (ekstrim)… jauh dari syirik… dan jauh dari kedustaan.
Kebenaran yang sesungguhnya mulai tampak bagiku, dan aku pun bingung apakah aku harus meninggalkan agama nenek moyang dan keluargaku? Ataukah meninggalkan agama yang murni, ridha Allah dan Jannah-Nya?
Ya, akhirnya kupilih yang kedua dan aku menjadi seorang ahlussunnah wal jama’ah. Aku kemudian menghubungi akhwat yang shalihah tadi dan kunyatakan kepadanya bahwa hari ini aku ‘terlahir kembali’.
Aku seorang sunni, alias Ahlussunnah wal Jama’ah.
Akhwat tersebut mengucapkan takbir lewat telepon, maka seketika itu meleleh lah air mataku… air mata yang membersihkan sanubari dari peninggalan akidah syi’ah yang sarat dengan syirik, bid’ah dan khurafat…
Demikianlah… dan tak lama setelah kami mendapat hidayah, adik kami yang paling kecil serta salah seorang sahabatku juga mendapat hidayah atas karunia Allah.
(Saudari-saudari kalian yang telah bertaubat)

http://www.nabawia.com/read/1991/cerita-tiga-wanita-syiah-yang-kembali-memeluk-islam

Rabu, 16 Oktober 2013

mengidentifikasi Riya hati

Berikut ini beberapa pertanyaan yang membantu kita –baik para pembaca sekalian maupun si penulis sendiri- untuk mengetahui jauh dekatnya diri kita dari keikhlasan, demikian untuk mengetahui juga parah tidaknya penyakit riyaa' yang telah menjangkiti kita. Dan diharapkan pertanyaan-pert
anyaan berikut dijawab dengan jujur dan teliti.
Pertama : Apakah engkau senantiasa berhenti sejenak sebelum beramal apapun (baik sebelum sholat, sebelum berdakwah, sebelum menulis sebuah tulisan ilmiyah, sebelum menulis status maupun catatan, atau memberi komentar di facebook, dll) untuk mengecek apakah niatku sudah benar ikhlas karena Allah atau tidak?? (Selalu – sering – terkadang –jarang – hampir tidak pernah)
Untuk menjawab pertanyaan ini ada sebaiknya kita merenungkan atsar berikut ini :
Ada orang yang berkata kepada Naafi' bin Jubair rahimahullah, ﺃَﻻَ ﺗَﺸْﻬَﺪُ ﺟَﻨَﺎﺯَﺓً؟ , "Apakah engkau tidak menghadiri janazah?" maka beliaupun berkata, ﻛَﻤَﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﺣَﺘَّﻰ ﺃﻧْﻮِﻱَ "Tetaplah di tempatmu hingga aku berniat". Beliaupunberfikir sejenak lantas beliau berkata, "Mari kita jalan" (Jaami'ul 'Uluum wal Hikam 29).
Kedua : Apakah engkau senantiasa berusaha menjadikan kecintaan dan kebencian pada seseorang adalah karena Allah bukan karena perkara dunia apapun? (Selalu –sering –terkadang –jarang –hampir tidak pernah)
Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita renungkan yang berikut ini :
Kita semua mengetahui akan keutamaan cinta dan benci karena Allah. Betapa indahnya tatkala kita mengucapkan kepada saudara kita Uhibbuka fillah (Aku mencintaimu karena Allah), lantas saudara kita menjawab Ahabbakallahu aldzii ahbatnii fiih (Semoga Allah –yang engkau mencintaiku karenaNya- juga mencintaimu). Kita semua sudah mengetahui sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
ﺃَﻭْﺛَﻖُ ﻋُﺮَﻯ ﺍﻹِﻳْﻤَﺎﻥِ ﺍﻟْﻤُﻮَﺍﻻَﺓُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻤُﻌَﺎﺩَﺍﺓُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﺤُﺐُّ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭِﺍﻟْﺒُﻐْﺾُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠﻪِ
"Tali keimanan yang paling kuat adalah berwalaa' karena Allah dan memusuhi karena Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah" (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 998)
Bukankah kita tahu bahwasanya yang hanya boleh dibenci secara mutlak seratus persen hanyalah orang kafir, sedangkan seorang muslim yang bercampur pada dirinya maksiat dan ketaatan maka tidak boleh kita membencinya secara total. Demikian juga seorang muslim yang tercampur pada dirinya sunnah dan bid'ah maka tidak boleh kita membencinya secara total. Akan tetapi kita mencintainya sesuai dengan kadar ketaatan dan sunnah yang dilakukannya dan kita membencinya sesuai dengan kadar maksiat dan bid'ah yang dilakukannya. (lihat penjelasan Ibnu Taimiyyah dalam Majmuu' Al-Fataawaa) Inilah penerapan yang benar dari kaidah Al-Walaa wal Baroo'.
Namun sering kita dapati :
- Ternyata terkadang kita sangat membenci saudara kita yang menyelisihi kita dalam beberapa perkara, padahal perkara-perkara tersebut merupakan perkara khilafiah ijtihadiah
- Terkadang kita membenci saudara kita secara total padahal saudara kita tersebut hanya terjerumus dalam sebuah bid'ah dan kita telah mengetahui semangatnya dalam melaksanakan sunnah dan ketaatan kepada Allah.
-Ketiga : Apakah engkau senantiasa bergembira tatkala ada orang lain (dari manapun juga dia, dan dari pondok atau yayasan atau lulusan manapun) yang ikut menyebarkan dakwah Ahlus Sunnah wal Jama'ah? (selalu – sering – terkadang – jarang – hampir tidak pernah).
Suatu penyakit yang sering menimpa seorang da'i tatkala datang seorang da'i yang lain yang lebih berilmu atau lebih pandai berceramah bahkan lebih disukai oleh para pendengar atau pemirsa. Terkadang seseorang berdakwah selama bertahun-tahun dan berhasil mengumpulkan banyak pengikut, dan selama itu ia merasa bahwa dirinya telah ikhlas dalam berdakwah. Namun kebenaran keikhlasannya teruji tatkala datang seorang da'i yang lebih piawai daripada dirinya. Di sinilah akan nampak apakah ia ikhlas ataukah tidak. Jika dia ikhlas tentunya ia akan sangat bergembira karena ada dai yang lain yang membantunya dalam menyebarkan dakwah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, terlebih lagi akan bertambah kegembiraannya tatkala ia tahu bahwasanya dai tersebut sangat pandai dalam berdakwah.
Akan tetapi jika ternyata selama ini dakwah yang ia bangun bukan di atas keikhlasan maka yang timbul adalah rasa hasad dan dengki yang amat sangat terhadap dai tersebut.
Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata, "Orang yang berdakwah kepada selain Allah terkadang berdakwah kepada dirinya sendiri, ia berdakwah kepada al-haq (kebenaran) agar ia diagungkan di hadapan masyarakat dan dihormati" (Al-Qoul Al-Mufiid 1/126) Beliau juga berkata, "Banyak orang yang kalau berdakwah kepada kebenaran mereka berdakwah kepada diri mereka sendiri" (Al-Qoul Al-Mufiid 1/136)
Cukuplah bagi kita kisah berharga yang pernah di alami oleh Al-Imam Al-Bukhari, dimana beliau ditahdzir dan dihajr oleh gurunya sendiri karena hasad (sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim dalam As-Sowaa'iq Al-Mursalah dan juga Ibnu Hajr dalam Hadyu As-Saari). Padahal sebelum kedatangan Imam Al-Bukhari maka gurunya tersebut banyak memuji beliau dan menganjurkan murid-muridnya untuk menghadiri majelis Imam Al-Bukhari. Namun tatkala majelis Imam Al-Bukhari ternyata dihadiri banyak orang maka timbullah hasad dalam diri sang guru tersebut.
-Keempat : Apakah engkau senantiasa mengecek niatmu di tengah amalmu? (selalu – sering –terkadang – jarang – hampir tidak pernah)
Kita harus menyadari bahwasanya meraih keikhlasan adalah perkara yang sulit, akan tetapi lebih sulit lagi adalah menjaga keikhlasan tersebut. Ada dua bentuk menjaga kelanggengan keikhlasan
- Menjaga keikhlasan agar tetap langgeng pada amalan-amalan berikutnya.
- Menjaga keikhlasan tatkala sedang beramal. Yaitu sebagaimana kita ikhlas tatkala memulai amalan (di awal amalan) demikian juga kita berusaha menjaga keikhlasan tersebut tatkala melakukan amalan.
Sufyan At-Tsauri pernah berkata,
ﻣَﺎ ﻋَﺎﻟَﺠْﺖُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺃَﺷَﺪَّ ﻋَﻠَﻲَّ ﻣِﻦْ ﻧِﻴَّﺘِﻲ ﻷَﻧَّﻬَﺎ ﺗَﺘَﻘَﻠَّﺐُ ﻋَﻠَﻲَّ
"Tidak pernah aku meluruskan sesuatu lebih berat dari meluruskan niatku, karena niatku selalu berbolak-balik padaku" (jaami'ul 'Uluum wal Hikam 29)
Sungguh benar perkataan Sufyan, niat selalu berbolak-balik dan berubah-ubah. Sulaiman bin Dawud Al-Haasyimi berkata,
ﺭُﺑَّﻤَﺎ ﺃُﺣَﺪِّﺙُ ﺑِﺤَﺪِﻳْﺚٍ ﻭَﻟِﻲَ ﻓِﻴﻪِ ﻧِﻴَّﺔٌ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﺗَﻴْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﻀِﻪِ ﺗَﻐَﻴَّﺮَﺕْ ﻧِﻴَّﺘِﻲ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚُ ﺍﻟْﻮَﺍﺣِﺪُ ﻳَﺤْﺘَﺎﺝُ ﺇِﻟَﻰ ﻧِﻴَّﺎﺕٍ
"Terkadang aku menyampaikan sebuah hadits dan aku memiliki niat yang benar dalam menyampaikan hadits tersebut. Maka tatkala aku menyampaikan sepenggal dari hadits tersebut berubahlah niatku. Ternyata untuk menyampaikan satu hadits membutuhkan banyak niat" (Jaami'ul 'Uluum wal Hikam 41)
-Kelima : Apakah engkau selalu berusaha menyembunyikan segala amalan sholehmu? (selalu – sering – terkadang – jarang – hampir tidak pernah)
Menyembunyikan amalan merupakan perkara yang sulit sekali, karena memang hati kita berusaha dan gembira tatkala ada orang yang mengetahui amalan sholeh kita, sehingga orang tersebut akan tahu kedudukan kita. Akan tetapi barangsiapa yang berusaha untuk menyembunyikan amalan sholehnya serta membiasakan dirinya dengan hal itu maka akan dimudahkan oleh Allah. Para salaf dahulu berusaha untuk menyembunyikan amalan mereka.
-Keenam : Apakah engkau selalu tidak terpengaruh dengan pujian dan celaan masyarakat, karena yang engkau perhatikan hanyalah penilaian Allah dan bukan penilaian manusia? (Selalu – sering –terkadang – jarang – hampir tidak pernah)
Inilah hakekat inti dari keikhlasan, yaitu seseorang hanya menyibukan hatinya untuk mengetahui bagaimana penilaian Allah terhadap amal sholeh yang ia kerjakan, dan tidak peduli dengan penilaian masyarakat. Sungguh ini merupakan perkara yang sulit dan butuh perjuangan yang sangat berat untuk bisa mencapai hal ini. Oleh karenanya di antara definisi ikhlas adalah :
ﻧِﺴْﻴَﺎﻥُ ﺭُﺅْﻳَﺔِ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﺑِﺪَﻭَﺍﻡِ ﺍﻟﻨَّﻈْﺮِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﺎﻟِﻖِ
"Melupakan pandangan makhluq (manusia) dengan selalu memandang kepada Maha Pencipta" (Tazkiyatun Nafs 13)
Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah sebagai renungan bagi kita semua, yang mungkin selama ini di antara kita ada yang telah merasa ikhlas dan terlepas dari riyaa' maka hendaknya kita bermuhasabah dengan pertanyaan-pertanyaan di atas.
...potongan status fb abu nida
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10200598304232039&id=1592437631&refid=7&m_sess=c2VzczoxNjc0OTUwMTU3Ojk6Mk1hMHR3Z3IyY3FLUXc6MjoxMzgxOTgxNzE0OjUwNjM&_ft_=qid.5935598238984543136%3Amf_story_key.-5313619366409881684

Minggu, 13 Oktober 2013

Kisah penyejuk buat org yg diderita penyakit..


::: Kisah Seorang Putri Sholihah yang Menakjubkan :::

Kisah seorang wanita yang bernama 'Abiir yang sedang dilanda penyakit kanker. Ia mengirimkan sebuah surat berisi kisahnya ke acara keluarga mingguan "Buyuut Muthma'innah" (rumah idaman) di Radio Qur'an Arab Saudi, lalu menuturkan kisahnya yang membuat para pendengar tidak kuasa menahan air mata mereka.
Kisah yang sangat menyedihkan ini dibacakan di salah satu hari dari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan lalu (tahun 2011). Berikut ini kisahnya –sebagaimana dituturkan kembali oleh sang pembawa acara DR Adil Alu Abdul Jabbaar- :

Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik jelita dan mengagumkan, bahkan mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kecantikannya merupakan tanda kebesaran Allah. Setiap lelaki yang disekitarnya berangan-angan untuk memperistrikannya atau menjadikannya sebagai menantu putra-putranya. Hal ini jelas dari pembicaraan 'Abiir tatkala bercerita tentang dirinya dalam acara Radio Qur'an Saudi "Buyuut Muthma'innah". Ia bertutur tentang dirinya:"Umurku sekarang 28 tahun, seorang wanita yang cantik dan kaya raya, ibu seorang putri yang berumur 9 tahun yang bernama Mayaa'. Kalian telah berbincang-bincang tentang penyakit kanker, maka izinkanlah aku untuk menceritakan kepada kalian tentang kisahku yang menyedihkan….dan bagaimana kondisiku dalam menghadapi pedihnya kankerku dan sakitnya yang berkepanjangan, dan perjuangan keras dalam menghadapinya. Bahkan sampai-sampai aku menangis akibat keluhan rasa sakit dan kepayahan yang aku rasakan.
Aku tidak akan lupa saat-saat dimana aku harus menggunakan obat-obat kimia, terutama tatkala pertama kali aku mengkonsumsinya karena kawatir dengan efek/dampak buruk yang timbul…akan tetapi aku sabar menghadapinya..meskipun hatiku teriris-iris karena gelisah dan rasa takut. Setelah beberapa lama mengkonsumsi obat-obatan kimia tersebut mulailah rambutku berguguran…rambut yang sangat indah yang dikenal oleh orang yang dekat maupun yang jauh dariku. Sungguh…rambutku yang indah tersebut merupakan mahkota yang selalu aku kenakan di atas kepalaku. Akan tetapi penyakit kankerlah yang menggugurkan mahkotaku…helai demi helai berguguran di depan kedua mataku.
Pada suatu malam datanglah Mayaa' putriku lalu duduk di sampingku. Ia membawa sedikit manisan (kue). Kamipun mulai menyaksikan sebuah acara di salah satu stasiun televisi, lalu iapun mematikan televisi, lalu memandang kepadaku dan berkata, "Mama…engkau dalam keadaan baik..??". Aku menjawab, "Iya". Lalu putriku memegang uraian rambutku…ternyata uraian rambut itupun berguguran di tangan putriku. Iapun mengelus-negelus rambutku ternyata berguguran beberapa helai rambutku di hadapannya. Lalu aku berkata kepada putriku, "Bagaimana menurutmu dengan kondisiku ini wahai Mayaa'..?", iapun menangis. Lalu iapun mengusap air matanya dengan kedua tangannya, seraya berkata, "Wahai mama…rambutmu yang gugur ini adalah amalan-amalan kebaikan", lalu iapun mulai mengumpulkan rambut-rambutku yang berguguran tadi dan meletakkannya di secarik tisu. Akupun menangis melihatnya hingga teriris-iris hatiku karena tangisanku, lalu aku memeluknya di dadaku, dan aku berdoa kepada Allah agar menyembuhkan aku dan memanjangkan umurku demi Mayaa' putriku ini, dan agar aku tidak meninggal karena penyakitku ini, dan agar Allah menyabarkan aku menahan pedihnya penyakitku ini….
Keeseokan harinya akupun meminta kepada suamiku alat cukur, lalu akupun mencukur seluruh rambutku di kamar mandi tanpa diketahui oleh seorangpun, agar aku tidak lagi sedih melihat rambutku yang selalu berguguran… di ruang tamu…, di dapur…di tempat duduk…di tempat tidur…di mobil…tidak ada tempat yang selamat dari bergugurnya rambutku.Setelah itu akupun selalu memakai penutup kepala di rumah, akan tetapi Mayaa putriku mengeluhkan akan hal itu lalu melepaskan penutup kepalaku. Iapun terperanjak melihat rambutku yang tercukur habis. Ia berkata, "Mama..kenapa engkau melakukan ini ?!, apakah engkau lupa bahwa aku telah berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu, dan agar rambutmu tidak berguguran lagi?!. Tidakkah engkau tahu bahwasanya Allah akan mengabulkan doaku…Allah akan menjawab permintaanku…!!, Allah tidak menolak permintaanku…!!. Aku telah berdoa untukmu mama dalam sujudku agar Allah mengembalikan rambutmu lebih indah lagi dari sebelumnya…lebih banyak dan lebih cantik. Mama…sudah sebulan aku tidak membeli sarapan pagi di sekolah dengan uang jajanku, aku selalu menyedekahkan uang jajanku untuk para pembantu yang miskin di sekolah, dan aku meminta kepada mereka untuk mendoakanmu. Mama…tidakkah engkau tahu bahwasanya aku telah meminta kepada sahabatku Manaal agar meminta neneknya yang baik untuk mendoakan kesembuhanmu??. Mamaa…aku cinta kepada Allah…dan Dia akan mengabulkan doaku dan tidak akan menolak permintaanku…dan Dia akan segera menyembuhkanmu"
Mendengar tuturan putriku akupun tidak kuasa untuk menahan air mataku…begitu yakinnya ia…, begitu kuat dan berani jiwanya…lalu akupun memeluknya sambil menangis…".Putriku lalu duduk bertelekan kedua lututnya menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya berdoa agar Allah menyembuhkanku sambil menangis. Ia menoleh kepadaku dan berkata, "Mama..hari ini adalah hari jum'at, dan saat ini adalah waktu mustajaab (terkabulnya doa)…aku berdoa untuk kesembuhanmu. Ustadzah Nuuroh hari ini mengabarkan aku tentang waktu mustajab ini."
Sungguh hatiku teriris-iris melihat sikap putriku kepadaku... Akupun pergi ke kamarku dan tidur. Aku tidak merasa dan tidak terjaga kecuali saat aku mendengar lantunan ayat kursi dan surat Al-Fatihah yang dibaca oleh putriku dengan suaranya yang merdu dan lembut…aku merasakan ketentaraman…aku merasakan kekuatan…aku merasakan semangat yang lebih banyak. Sudah sering kali aku memintanya untuk membacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas kepadaku jika aku tidak bisa tidur karena rasa sakit yang parah…akupun memanggilnya untuk membacakan al-Qur'an untukku.Sebulan kemudian –setelah menggunakan obat-obatan kimia- akupun kembali periksa di rumah sakit. Para dokter mengabarkan kepadaku bahwa saat ini aku sudah tidak membutuhkan lagi obat-obatan kimia tersebut, dan kondisiku telah semakin membaik. Akupun menangis karena saking gembiranya mendengar hal ini. Dan dokter marah kepadaku karena aku telah mencukur rambutku dan ia mengingatkan aku bahwasanya aku harus kuat dan beriman kepada Allah serta yakin bahwasanya kesembuhan ada di tangan Allah.Lalu aku kembali ke rumah dengan sangat gembira…dengan perasaan sangat penuh pengharapan…putriku Mayaa' tertawa karena kebahagiaan dan kegembiraanku. Ia berkata kepadaku di mobil, "Mama…dokter itu tidak ngerti apa-apa, Robku yang mengetahui segala-galanya". Aku berkata, "Maksudmu?". Ia berkata, "Aku mendengar papa berbicara dengan sahabatnya di HP, papa berkata padanya bahwasanya keuntungan toko bulan ini seluruhnya ia berikan kepada yayasan sosial panti asuhan agar Allah menyembuhkan uminya Mayaa". Akupun menangis mendengar tuturannya…karena keuntungan toko tidak kurang dari 200 ribu real (sekitar 500 juta rupiah), dan terkadang lebih dari itu.
Sekarang kondisiku –Alhamdulillah- terus membaik, pertama karena karunia Allah, kemudian karena kuatnya Mayaa putriku yang telah membantuku dalam perjuangan melawan penyakit kanker yang sangat buruk ini. Ia telah mengingatkan aku kepada Allah dan bahwasanya kesembuhan di tangan-Nya…sebagaimana aku tidak lupa dengan jasa suamiku yang mulia yang telah bersedekah secara diam-diam tanpa mengabariku yang merupakan sebab berkurangnya rasa sakit yang aku rasakan.Aku berdoa kepada Allah agar menyegerakan kesembuhanku dan juga bagi setiap lelaki atau wanita yang terkena penyakit kanker. Sungguh kami menghadapi rasa sakit yang pedih yang merusak tubuh kami dan juga jiwa kami…akan tetapi rahmat Allah dan karuniaNya lebih besar dan lebih luas sebelum dan susudahnya"
(Diterjemahkan oleh Firanda Andirja, semoga Allah menyegerakan kesembuhan bagi ukhti 'Abiir) (www.firanda.com)

Rabu, 09 Oktober 2013

Balasan Sesuai Dengan Perbuatan


KISAH ANAK DURHAKA YANG MEMUKULI AYAHNYA

Di sebuah jalan raya, terlihat ada seorang pemuda belia, berkulit coklat, berotot kuat, di tangannya sebuah tongkat keras, yang dia gunakan untuk memukuli seorang laki-laki tua yang telah berusia enam puluh tahun. Orang tua itu berbadan kurus, diam tidak mengaduhkan pukulan tersebut. Orang-orang di sekitarnya berkerumun melihat mereka berdua, bermaksud hendak membebaskannya. Salah seorang dari mereka berkata kepada pemuda itu, “Mengapa kamu memukuli orang tua malang ini? Tidakkah kamu takut kepada Allah?” Orang yang lain berkata, “Apa yang telah diperbuatnya sehingga kamu memukulinya dengan keras seperti ini?”

Akan tetapi pemuda itu terus memukuli orang tua tersebut dan tidak menoleh sedikit pun kepada mereka. Orang yang lain lagi berkata, “Tidakkah kamu takut kalau ada seseorang yang memukuli ayahmu seperti ini?”

Kemudian orang (yang terakhir) itu menoleh kepada orang-orang di sekitarnya dan mengatakan kepada mereka, “Kalian harus mengadukan pemuda ini kepada ayahnya, barangkali dia akan menegur dan memarahinya. Siapa yang mengetahui ayah dari pemuda yang kejam ini?”

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang terlihat memiliki wibawa dan kehormatan. Dia berkata dengan tenang, “Aku tahu pemuda ini, dan aku tahu siapa ayahnya. Sesungguhnya pemuda itu sedang memukuli ayahnya. Orang tua malang yang dipukulinya ini adalah ayahnya sendiri.” Mendengar hal itu orang-orang tercengang, raut wajah mereka berubah karena keterheranan yang amat sangat.

Sungguh aneh, bagaimana mungkin ada seorang anak yang memukuli ayahnya sendiri dengan kejam seperti ini? Mereka pun menyerang pemuda itu dan membebaskan sang ayah dari pukulan anaknya. Namun sambil terengah-engah, ayahnya berkata, “Biarkan aku, sungguh Allah Ta’ala telah membalasku. Dahulu ketika aku masih muda, aku pernah memukuli ayahku sama seperti ini, hanya karena dia meminta sebagian uang dariku.” Orang-orang merasa takjub karena keadilan Allah Ta’ala. Allah berfirman,artinya, ”Dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya).” (Fushshilat: 46). ( Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 130-131.)

Sumber : “Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga”, Ghalib bin Sulaiman bin Su’ud al-Harbi, Pustaka Darul Haq

Sabtu, 05 Oktober 2013

Keutamaan Awal Bulan Dzul Hijjah

"Akhi Ukhti...
Hari ini tanggal berapa yaa?"
Yang jelas, kalau menurut kalender masehi (baca kristen) 5 oktober 2013, namun menurut kalender Hijriyah (baca Islam) 29 Dzul Qa'dah 1434 H.
Bisa jadi besok tanggal 1 Dzul Hijjah, kalau Hilal terlihat sore ini...
"Iyaa, emangnya kenapa, kalau besok tgl 1 Dzul Hijjah?"
Itulah yang jadi masalah, banyak dari kita yang sudah tidak lagi   menghiraukan kalender Islam, padahal ibadah-ibadah itu dikaitkan dengannya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan 10 hari awal Dzul Hijjah :
(( ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻷَﻳَّﺎﻡِ .« ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺃَﻳَّﺎﻡَ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ . ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻻَ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ » ﻭَﻻَ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻻَّ ﺭَﺟُﻞٌ ﺧَﺮَﺝَ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﻣَﺎﻟِﻪِ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊْ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺑِﺸَﻰْﺀٍ ))
“Tdk ada hari dimana suatu amal shaleh lebih dicintai Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah,.).”
 
Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fisabilillah?"
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali.” {HR. Al Bukhari, Ahmad, Abu Daud, dan At Turmudzi}
Jadi, insyaAllah, mulai besok/lusa, hari-hari itu dimulai, maka jangan disia-siakan!
 
"Apa saja amalan yang seharusnya dilakukan???"
Ya, semua amal shaleh... shalat sunnah diperbanyak.
- Shalat sunnah, dhuhur yang biasa 4 rakaat jadikan 8 atau10 (+ qabliah ba'diah)
- Puasa sunnah, bagi yang belum bayar hutang ramadhan, mulai besok puasa!
- Baca Qur'an, yang belum khatam Ramadhan, besok digenjot lagi.
- Shilaturrahim, khususnya ama ortu, kalaupun harus mudik ga apa-apa!
- Sedekah...
- Dan yang paling mudah adalah banyak-banyak berdzikir (tahmid, takbir, tahlil) Dll

Puncaknya adalah tgl 9 Dzul Hijjah (hari Arafah) tatkala para jemaah haji kumpul di padang Arafah, jangan lupa untuk berpuasa, karena, ada harapan diampuni dosa 2 tahun (HR. Ahmad &Muslim)
Dan juga pada tgl 10, ada ibadah Qurban, ibadah yang tidak ada dibulan-bulan lainnya
Bagi yang ingin berkurban, ada syariatnya yangharus dijaga sejak terlihatnya Dzul Hijjah:
 
Tidak boleh memotong kuku dan rambutnya sampai hewan qurbannya disembelih.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
ﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺘﻢ ﻫﻼﻝ ﺫﻱ ﺍﻟﺤﺠﺔ ﻭﺃﺭﺍﺩ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺃﻥ ﻳﻀّﺤﻲ ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﺷﻌﺮﻩ ﻭﻻ ﻣﻦ ﺃﻇﻔﺎﺭﻩ ﺣﺘﻰ ﻳﻀﺤﻲ
"Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dr (memotong) rambut dan kukunya sehingga hewan qurbannya disembilih". (HR Muslim).
Mungkin sebagianakan berbicara, lhokok baru dengarya?
Tapi hadits ini shohih, dan begitulah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan dan ingatlah orang yang sedang berihram untuk umroh atau haji juga tidak boleh potongkuku dan rambutnya, kalaupun kita yang belum bisa umrah, paling tidak dapat merasakan seperti mereka.

Selamat mengamalkan!
Ditulis oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah MA ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

Jumat, 20 September 2013

Akan Muncul Dai-Dai Yang Menyeru Ke Neraka Jahannam!

(Oleh: Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali hafizhahullah)

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyalahu ‘anhu, beliau berkata:
 “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullahtentang hal-hal yang baik TAPI AKU BERTANYA KEPADA BELIAU TENTANG HAL-HAL YANG BURUK agar jangan sampai menimpaku.”
Aku bertanya:
“Wahai Rasulullah, dahulukami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan?”
Beliau berkata: “Ya.”
Aku bertanya:
“Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”
Beliau menjawab:
“Ya, tetapi DI DALAMNYA ADA ASAP. ”
Aku bertanya:
“APA ASAPNYA ITU?”
Beliau menjawab:
“Suatu kaum yang membuat ajaran BUKAN DARI AJARANKU, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya.”
Aku bertanya:
“Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi?”
Beliau menjawab:
”Ya, (akan muncul) PARA DA'I-DA'I YANG MENYERUKE NERAKA JAHANNAM. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka mereka pun akan menjerumuskan ke dalam neraka.”
Aku bertanya:
“Ya Rasulullah, sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami?”
Beliau menjawab:
“Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita.”
Aku bertanya:
“APA YANG ANDA PERINTAHKAN KEPADAKU JIKA AKU TEMUI KEADAAN SEPERTI INI?.”
Beliau menjawab:
“Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka.”
Aku bertanya:
“BAGAIMANA JIKA TIDAK ADA IMAM DAN JAMA'AH KAUM MUSLIMIN?”
Beliau menjawab:
”TINGGALKAN SEMUA KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN ITU, WALAUPUN KAU (HARUS) MENGGIGIT AKAR POHON HINGGA AJAL MENDATANGIMU.”
TAKHRIJ HADITS

Hadits ini memiliki banyak jalan, di antaranya:
1. Dari jalan Walid bin Muslim (dia berkata): Menceritakan kepada kami IbnuJabir (dia berkata): Menceritakan kepada kami Bisr bin Ubeidillah Al-Hadromy hanya dia pernah mendengar Abu Idris Al-Khaoulani dari Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu …….[HR. Bukhari (6/615-616) dan (13/35) beserta Fathul Baari. Muslim (12/235-236 ) beserta Syarh Nawawi. Baghawi dalam Syarhus Sunnah (14/14). Dan Ibnu Majah (2979)]
2. Dari jalan Waki’ dari Sufyan dari ‘Atha’ bin Saib dari Abi Al-Bukhari dia berkata: Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu berkata ….. [HR. Ahmad dalam musnad (5/399)]
3. Dari jalan Abi Mughirah (dia berkata) menceritakan kepada kami Assafar bin Nusair Al-Azdi dan selainnya dari Hudzaifah bin Al-Yaman, beliau berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dahulu dalam keburukan lalu Allah menghilangkannya dan mendatangkan kebaikan melalui anda. Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan?” Beliau berkata: “Ya”. Hudzaifah bertanya lagi: “Apa kejelekan tersebut?” Beliau menjawab: “Akan muncul banyak fitnah seperti malam yang gelap gulita, sebagaimana mengikuti yang lainnya dan akan datang kepada kalian hal-hal yang samar-samar seperti wajah-wajah sapi yang kalian tak mengetahuinya.” [HR. Ahmad (5/391)]

SYARH HADITS

A. Mengenal Jalan Orang-Orang yang Tersesat Merupakan Kewajiban Dalam Syariat.
Ketahuilah -semoga Allah memberkahi anda- sesungguhnya metode Ar-Rabbani (Islam) yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamketika menampilkan generasi pertamaya itu Sahabat dan para tabi’in (sesungguhnya bertujuan) untuk MENJELASKAN JALAN KEBENARAN dan AGAR DIIKUTI.
Allah Ta'ala berfirman:
“Barangsiapa yang menyelisihi Rasul setelah jelas baginya petunjuk DAN DIA MENGIKUTI JALAN SELAIN (JALANNYA) ORANG-ORANG YANG BERIMAN* maka kami palingkan dia KEMANA DIA BERPALING dan kami akan memasukkannya ke dalam neraka jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa : 115)
* (Yang dimaksud dengan orang-orang beriman ketika ayat ini diturunkan, mereka tidak lain adalah para Sahabat radhiyallahu 'anhum)
Akan tetapi, (metode Islam) tidak cukup hanya menjelaskan jalan kebenaran saja bahkan (wajib) menyingkap kebatilan dan mengungkap kepalsuannya agar jelas dan terang (tentang) jalannya orang-orang yang tersesat (lalu dijauhi dan ditinggalkan,-pent).
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan demikianlah Kami TERANGKAN ayat-ayat Al-Qur’an, SUPAYA JELAS JALAN ORANG-ORANG YANG BENAR dan SUPAYA JELAS (pula) JALAN ORANG-ORANG YANG TERSESAT. ” (Al-An’am : 55)
Seorang penyair berkata:
“Aku mengenal keburukan bukan untuk keburukan akan tetapi untuk menjauhinya.”
“Dan barangsiapa yang tidak mengenal kebaikan dari keburukan dia akan terjerumus kedalam keburukan itu.”
B. Islam Terancam Dari Dalam
Sesungguhnya musuh-musuh Allah terus mengintai Islam hingga ketika mereka telah melihat penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) telah menjalar dalam tubuh kaum muslimin dan penyakit-penyakit yang lain sudah menyebar mereka langsung menyerang dan menyumbat nafas kaum muslimin.
Sesungguhnya racun-racun berbisa yang membinasakan dan menghancurkan kekuatan kaum muslimin serta melemahkan gerak mereka BUKANLAH PEDANG-PEDANG ORANG-ORANG KAFIR yang berkumpul untuk membuat makar terhadap Islam. Akan tetapi KUMAN-KUMAN YANG BUSUK YANG MENYELINAP DI DALAM TUBUH KAUM MUSLIMIN yang lambat tapi pasti (yang menyebabkan kebinasaan).
Itulah ASAP yang dikatakan (dimaksud) oleh Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam dalam hadits Hudzaifah diatas:
“Suatu kaum YANG MEMBUAT AJARAN BUKAN DARI AJARANKU dan memberikan petunjuk bukan dari petunjukku …..”
Di dalam ucapan beliau ini ada hal-hal penting di antaranya:
1. Sesungguhnya ASAP itu merupakan PENYIMPANGAN YANG SELALU MEMBUAT KABUR AJARAN ISLAM (Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang terang benderang malamnya bagaikan siangnya.
2. Yang nampak pada saat terjadinya hal ini adalah kebaikan, akan tetapi di dalamnya terdapat hal-hal yang membinasakan. Dalam riwayat Muslim Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan muncul manusia-manusia yang berhati setan.”
3. ASAP ini terus tumbuh dan menguasai hingga kejelekan itu merajalela serta merupakan awal munculnya DA'I-DA'I PENYESAT dan KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN.
4. Sesungguhnya yang meniup ASAP tersebut adalah PARA DA'I-DA'I PENYESAT. Dan ini menunjukkan bahwa rencana busuk untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin telah mengakar kuat dalam sejarah Islam.
5. Sesungguhnya GEMBONG-GEMBONG KESESATAN selain GIAT dalam menyesatkan, akan tetapi (sebagian) PEMEGANG KEBENARAN PUN LALAI dan tertidur hingga ASAP tersebut MENGUASAI dan MERAJALELA serta MENUTUPI KEBENARAN.
Dari sini kita ketahui bahwa ASAP yang MENYELIMUTI KEBENARAN dan MENGOTORI KEJERNIHANNYA adalah BID'AH-BID'AH yang ditebarkan oleh Mu’tazilah, Sufiyah, Jahmiyah, Khawarij, Asy’ariyah, Murji’ah dan Syi’ah RafidhAh sejak berabad-abad lamanya.
Oleh karena inilah umat Islam menjadi terbelakang dan menjadi santapanbagi setiap musuh serta (semakin) menyebarnya kebatilan.
Dan dengan sebab inilah setiap munafik BERBICARA DENGAN MENGATAS NAMAKAN ISLAM.
Dari sini kita mengetahui bahwa BAHAYA BID'AH LEBIH BESAR daripada musuh-musuh yang lainnya (orang-orang kafir), KARENA BID'AH MERUSAK HATI DAN BADAN tapi musuh-musuh (orang kafir) hanya merusak badan.
Para salaf telah bersepakat akan kewajiban memerangi ahli bid’ah dan menghajr (memboikot) mereka.
Imam Dzahabi rahimahullah mengatakan:
“Para salaf sering mentahdzir ahli bid’ah, mereka mengatakan: 'Sesungguhnya hati-hati ini lemah sedangkansyubhat (dari ahli bid’ah itu) cepat mencengkram.
C. Hati-Hati Antek-Antek Yahudi !!!
Sesungguhnya para gembong-gembong kekafiran telah memproduksi antek-anteknya dalam negeri kaum muslimin dua cara.
1. Pengiriman para pelajar ke negeri kafir (seperti di Chicago University,-pent) yang di sanalah para pelajar kaum muslimin di cuci otak-otak mereka lalujika mereka pulang mereka sebarkan racun-racun itu kepada kaum muslimin.
2. Dengan menyelinapnya para orientalis di bawah simbol-simbol penelitian ilmiah. Sesungguhnyapara orientalis-orientalis itu merupakan antek-antek/tangan-tangan Yahudi dan Nashrani.
Di dalam hadits Hudzaifah ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ciri mereka, beliau bersabda:
“Akan munculda'i-da'i yang menyeru ke Neraka Jahannam, barangsiapa yang menerima seruan mereka maka mereka akan menjerumuskannya ke dalam jahannam.”
Hudzaifah bertanya:
“Wahai Rasulullahsebutkan ciri mereka?”
Rasulullah menjawab:
“Mereka dari golongankita dan berbicara dengan lisan-lisan kita.”
a. Al-Hafizh IbnuHajar rahimahullah berkata dalam Fathul Baari (13/36):
“Yaitu dari kaum kita dan yang berbicara dengan bahasa kita serta dari agama kita. Di dalamnyaada isyarat bahwa mereka itu dari Arab.”
b. Ad-Dawudi berkata:
“Mereka itu dari keturunanAdam.”
c. Al-Qoobisy berkata:
"Maknanya, secara dhahir mereka itu DARI AGAMA KITA tapi secara batin menyelisihi (agama kita).”
Mereka MENAMPAKKAN kesungguhan dalam memberi solusi, dan maslahat bagi umat. Tapi mereka MENIPU umat dengan gaya bahasa mereka, dan (di dalam) hati-hati mereka, mereka menginginkan untuk menjalankanmisi-misi tuan-tuan mereka dari kalangan Kristen dan Yahudi. Allah berfirman:
“Tidak akan ridha orang-orang Yahudi dan Nasrani hingga kalian mengikuti agama mereka.” (Al-Baqarah: 120)
Di antara mereka adalah Thaha Husein (dari Mesir, pent) yang dijuluki oleh tuan-tuannya sebagai pujangga Arab. Orang ini mengatakanbahwa sya'ir orang-orang jahiliyah itu lebih baik kesasteraannya daripada Al-Qur’an. Inilah pemikiran Marjilius seorang orientalis Yahudi yang diadopsi oleh Thaha Husein dan dipropagandakannya. Contoh-contoh seperti ini banyak sekali, mereka turuntemurun dari waktu ke waktu di setiap tempat.
D. Siapa Jama’ah Kaum Muslimin ?
Setelah melihat kenyataan yang pahit dan getir ini, mulailah sebagian kaum muslimin bangkit, setiap kelompok dari kaum muslimin melihat realita ini dari kaca mata tersendiri, kelompok yang lain juga demikian. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa kelompok-kelomp
ok yang ada sekarang ini, yang katanya berjuang atau berdakwah, mereka itu saling berselisih dalam metode dan cara berdakwah. Dan perselisihan yang paling parah yang menghalangi persatuan mereka adalah dua hal:
1. Peselisihan mereka dalam PENGAMBILAN SUMBER ILMU dan PEMAHAMAN terhadapAl-Qur’an dan Sunnah.
2. Ketidak-mengertian mereka TENTANG DIRI MEREKA SENDIRI, sehingga padasaat ini kita sering menyaksikan bahwa hizbiyyah dan fanatik golongan masih menyumbat akal pikiran para da'i-da'i yang turun di medandakwah.
Mereka membanggakandiri mereka sendiri dan meremehkan yang lainnya. Sebagiannya menganggapbahwa kelompoknya itulah yang dinamakan jama’ah kaum muslimin dan pendirinya adalah imam kaum muslimin yang wajib di bai’at atau disumpah setia. Dan sebagiannya lagi mengkafirkan kaum muslimin. Sebenarnya mereka hanya jama’ah atau kelompok-kelompok kaum muslimin, karena kaum muslimin sekarang tidak memiliki jama’ah atau pun imam/pemimpin.
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa jama’ah kaum muslimin adalah yang bersatu atau berkumpuldi dalamnya seluruh kaum muslimin. Mereka hanya punya satu imam/pemimpin yang menerapkan hukum-hukum Allah dan wajib untuk di taati serta dibai’at.
E Tinggalkan Kelompok-Kelompok Sempalan Itu
Hadits Hudzaifah di atas memerintahkan kepada kita untuk MENINGGALKAN SEMUA KELOMPOK-KELOMPOK SESAT ketika terjadi fitnah dan kejelekan serta di saat tidak ada jama’ah kaum musilimin dan imam mereka.
Kelompok-kelompok sempalanini, menyeru manusia kepada kesesatan, bersatu di atas kemungkarandan di atas hawa nafsu, atau berkumpuldi atas pemikiran-pemikiran kufur seperti sosialisme, komunisme, kapitalisme, demokrasi atau bersatu berdasarkan fanatik golongandan lain sebagainya. Inilah kelompok-kelompok sesat yang diperintahkan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Hudziafah untuk DITINGGALKAN dan DIJAUHI karena menjerumuskan manusia ke dalam Neraka Jahanam dengan sebab ajaran mereka yang BUKAN DARI ISLAM.
Adapun kelompok yang menyeru kepada Islam (yang benar), memerintahkan kepada yang baik dan melarang dari yang munkar, maka inilah yang diperintahkan oleh Allah untuk diikuti dan ditolong. Allah Ta’ala berfirman.
“Hendaklah ada di antara kalian sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan dan menyeru kepada yang baik dan melarangdari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali-Imran : 104)
F. Jalan Keluar Dari Problematika Umat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam MEMERINTAHKANHudzaifah untuk MENINGGALKAN semua kelompok sempalanyang menyeru ke Neraka Jahannam meskipun sampai (harus) menggigit akar pohon hingga ajal menjemput.
Adapunpenjelasannya, maka sebagai berikut:
1. Ini adalah perintah untuk berpegang teguh padaAl-Qur’an dan Sunnah serta (mengikuti) pemahaman Salafush Shalih. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamdalamhadits Al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu:
“Dan barangsiapayang hidup di antara kalian maka dia AKAN MELIHAT PERSELISIHAN YANG BANYAK SEKALI, maka berhati-hatilah kalian DARI PERKARA-PERKARA YANG BARU DALAM AGAMA karena itu (merupakan) kesesatan. Dan barangsiapadi antara kalian yang mendapatkanhal ini maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para khulafa ‘ar-rasyidin, gigitlah erat-erat dengan gigi geraham kalian.” [HR Abu Dawud (4607). Tirmidzi (2676) dan IbnuMajah (440) dan selain mereka]
Di dalamhadits Hudzaifah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menggigit akar pohon ketika terjadi perpecahan sambil menjauhi semua kelompok sesat. Dan di dalamhadits Al-Irbadh beliau memerintahkan untuk berpegang teguh dengan Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafus shalih radhiyallahu anhum ketika munculnya kelompok-kelomok sesat dan ketika tidak adanya jama’ah kaum muslimin serta imam mereka.
2. Sesungguhnyaperintah untuk menggigit akar pohon dalamhadits Hudzaifah maknanya adalah ISTIQAMAH atau tetap dalamsabar dalam memegang kebenarandan dalam MENINGGALKAN semua kelompok sesat yang menyelisihi kebenaran. Atau maknanya bahwa pohon Islam akan diguncang denganangin kencang hingga merontokkan semua ranting dan cabangnya, tidak ada yang tersisa melainkan akarnya yang masih tegar. Karena itulah wajib bagi setiap muslim untuk MEMEGANG ERAT AKAR TERSEBUTdan MENGORBANKAN SEMUA YANG BERHARGA dalam dirinya karena akar tersebut akan tumbuh dan tegar kembali.
3. Ketika itu juga, WAJIB bagi setiap muslim untuk MENOLONG dan MEMBANTU kelompok (yang berpegang teguh dengan sunnahtersebut, -pent) dari setiap fitnah yang mengancam. Karena kelompok ini (adalah kelompok) yang selalu tampak di atas kebenaran hingga akhirnya mereka membunuh Dajjal.
(Ringkasan dari kitab Al-Qaulul Mubin Fii Jama’atil Muslimin)
[Disalin dari majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyah, Edisi 13, Th. III Shafar 1426 H/ April 2005 M, hal. 22-26. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad. Jl. Sultan IskandarMuda No. 45 Surabaya. Copas dari almanhaj.or.id]
Semoga bermanfaat. ..

(Source: Ustadz Abu Muhammad Herman)

Dari postingan akun fb Naashir As-Sunnah

Selasa, 17 September 2013

Pandangan 4 madzhab terhadap adzan di kubur

Bismillah was shalatu was salamu‘ala Rasulillah

Terdapatsebuah hadis yang menyatakan,
ﻟَﺎ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖُ ﻳَﺴْﻤَﻊُ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥَ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﻄَﻴَّﻦْ ﻗَﺒْﺮُﻩُ
“Mayit masih mendengar adzan selama kuburnya belum diplester dengan tanah.” (HR. Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus no. 7587)
Namun hadis ini disepakati para ulama sebagai hadis yang lemah, bahkan palsu. Berikut keterangan para pakar hadis ketika menilai hadis di atas.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,
ﻭَﺇِﺳْﻨَﺎﺩُﻩُ ﺑَﺎﻃِﻞٌ ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻦْ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔِ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﻘَﺎﺳِﻢِ ﺍﻟﻄَّﺎﻳَﻜَﺎﻧِﻲِّ ﻭَﻗَﺪْ ﺭَﻣَﻮْﻩُ ﺑِﺎﻟْﻮَﺿْﻊِ .
“Sanadnya batil, karena hadis ini termasuk riwayat Muhammadbin Al-Qasim Ath-Thayakani, di mana dia telah dicap sebagai pemalsu hadis.” (At-Talkhish Al-Habir, 2:389)

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menuturkan,
ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﻣﻮﺿﻮﻉ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
“Ini adalah hadis palsu atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Al-Maudhu’at, 3:238)

As-Suyuthi menilai, setelah menyebutkan hadis ini:
ﻣﻮﺿﻮﻉ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﻤﻊ ﻣﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ
“Palsu, hasan tidak mendengar dari IbnuMas’ud.” (Al-La`ali Al-Mashnu’ah, 2:365)
Imam Ad-Dzahabi mengatakan,
ﻓﻴﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﻘﺎﺳﻢ ﺍﻟﻄﺎﻳﻜﺎﻧﻲ ﻛﺬﺍﺏ
“Dalam sanadnya terdapat perawi Muhammadbin Qasim At-Thayakani, pendusta. (Talkhis Al-Maudhu’at Ad-Dzahabi, 938)

Kesimpulannya, tidak ada dalil yang menganjurkan adzan ketika memakamkan jenazah.


Komentar ulama tentang adzan ketika memakamkan jenazah
 
Para ulama dari berbagai madzhab sepakat bahwa sama sekali tidak terdapat anjuran untuk melakukan adzan ketika memakamkan jenazah.
Berikut beberapa keterangan mereka

Pertama, Madzhab Hanafi
Ibnu Abidin mengatakan,
ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺴﻦ ﺍﻻﺫﺍﻥ ﻋﻨﺪ ﺇﺩﺧﺎﻝ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﺍﻟﻤﻌﺘﺎﺩ ﺍﻵﻥ، ﻭﻗﺪ ﺻﺮﺡ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻓﻲ ﻓﺘﺎﻭﻳﻪ ﺑﺄﻧﻪ ﺑﺪﻋﺔ .
“Tidak dianjurkan untuk adzan ketika memasukkan mayit ke dalam kuburnya sebagaimanayang biasa dilakukan sekarang.
Bahkan Ibnu Hajar menegaskan dalam kumpulan fatwanya bahwa itu bid’ah.” (Hasyiyah Ibnu Abidin, 2:255)
Barangkali yang dimaksud Ibnu Hajar dalam keterangan Ibnu Abidin di atas adalah Ibnu Hajar Al-Haitami.
Disebutkan dalam Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra,
ﻣَﺎ ﺣُﻜْﻢُ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻗَﺎﻣَﺔِ ﻋِﻨْﺪَ ﺳَﺪِّ ﻓَﺘْﺢِ ﺍﻟﻠَّﺤْﺪِ ؟ ) ﻓَﺄَﺟَﺎﺏَ ( ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ﻫُﻮَ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻣَﻦْ ﺯَﻋَﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺳُﻨَّﺔٌ ﻋِﻨْﺪَ ﻧُﺰُﻭﻝِ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ ﻗِﻴَﺎﺳًﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺪْﺑِﻬِﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻮْﻟُﻮﺩِ ﺇﻟْﺤَﺎﻗًﺎ ﻟِﺨَﺎﺗِﻤَﺔِ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﺑِﺎﺑْﺘِﺪَﺍﺋِﻪِ ﻓَﻠَﻢْ ﻳُﺼِﺐْ ﻭَﺃَﻱُّ ﺟَﺎﻣِﻊٍ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮَﻳْﻦِ ﻭَﻣُﺠَﺮَّﺩُ ﺃَﻥَّ ﺫَﺍﻙَ ﻓِﻲ ﺍﻟِﺎﺑْﺘِﺪَﺍﺀِ ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟِﺎﻧْﺘِﻬَﺎﺀِ ﻟَﺎ ﻳَﻘْﺘَﻀِﻲ ﻟُﺤُﻮﻗَﻪُ ﺑِﻪِ .
Tanya: Apa hukum adzan dan iqamah ketika menutup liang lahad?
Jawaban IbnuHajar Al-Haitami:
Itu bid’ah. Siapa yang meyakini itu disunahkan ketika menurunkan jenazah ke kubur, karena disamakan dengan anjuran adzan dan iqamah untuk bayi yang baru dilahirkan, menyamakan ujung akhir manusia sebagaimana ketika awal ia dilahirkan, adalah keyakinan yang salah. Apa yang bisa menyamakan dua hal ini. Semata-mata alasan, yang satu di awal dan yang satu di ujung, ini tidaklah menunjukkanadanya kesamaan. (Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra, 3:166).

Kedua, Madzhab Maliki
Disebutkan dalam kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Asy-Syaikh Khalil, penulis mengutip keterangan di Fatawa Al-Ashbahi:
ﻫَﻞْ ﻭَﺭَﺩَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻗَﺎﻣَﺔِ ﻋِﻨْﺪَ ﺇﺩْﺧَﺎﻝِ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮَ ﺧَﺒَﺮٌ ؟ ﻓَﺎﻟْﺠَﻮَﺍﺏُ : ﻟَﺎ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻓِﻴﻪِ ﻭُﺭُﻭﺩَ ﺧَﺒَﺮٍ ﻭَﻟَﺎ ﺃَﺛَﺮٍ ﺇﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻳُﺤْﻜَﻰ ﻋَﻦْ ﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟْﻤُﺘَﺄَﺧِّﺮِﻱﻥَ ، ﻭَﻟَﻌَﻠَّﻪُ ﻣَﻘِﻴﺲٌ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺳْﺘِﺤْﺒَﺎﺏِ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥِ ﻭَﺍﻟْﺈِﻗَﺎﻣَﺔِ ﻓِﻲ ﺃُﺫُﻥِ ﺍﻟْﻤَﻮْﻟُﻮﺩِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟْﻮِﻟَﺎﺩَﺓَ ﺃَﻭَّﻝُ ﺍﻟْﺨُﺮُﻭﺝِ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻫَﺬَﺍ ﺃَﻭَّﻝُ ﺍﻟْﺨُﺮُﻭﺝِ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻓِﻴﻪِ ﺿَﻌْﻒٌ ﻓَﺈِﻥَّ ﻣِﺜْﻞَ ﻫَﺬَﺍ ﻟَﺎ ﻳَﺜْﺒُﺖُ ﺇﻟَّﺎ ﺗَﻮْﻗِﻴﻔًﺎ .
Apakah terdapat khabar (hadis) dalam masalah adzan dan iqamat saat memasukkan mayit ke kubur? Jawab: Saya tidak mengetahui adanya hadis maupun atsar dalamhal ini kecuali apa yang diceritakan dari sebagian ulama belakangan. Barangkali dianalogikan dengan anjuran adzan dan iqamat di telinga bayi yang baru lahir. Karena kelahiran adalah awal keluar ke dunia, sementara ini (kematian) adalah awal keluar dari dunia, namunada yang lemah dalam hal ini. Karena kasus semacam ini (adzan ketika memakamkan jenazah), tidak bisa dijadikan pegangan kecuali karena dalil shaih.” (Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Asy-Syaikh Khalil, 3:319)

Ketiga, Madzhab Syafi’i
Imam Abu Bakr Ad-Dimyathi menegaskan,
ﻭﺍﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺴﻦ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﻋﻨﺪ ﺩﺧﻮﻝ ﺍﻟﻘﺒﺮ، ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻤﻦ ﻗﺎﻝ ﺑﻨﺴﺒﺘﻪ ﻗﻴﺎﺳﺎ ﻟﺨﺮﻭﺟﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻋﻠﻰ ﺩﺧﻮﻟﻪ ﻓﻴﻬﺎ .
“Ketahuilah, sesungguhnya tidak disunahkan adzan ketika (mayit) dimasukkan ke kubur. Tidak sebagaimanaanggapan orang yang mengatakan demikian karena menyamakan keluarnya seseorang dari dunia (mati) denganmasuknya seseorang ke dunia (dilahirkan).” (I’anatuth Thalibin, 1:268 )
Hal senada juga dinyatakan Al-Bajirami:
ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻨْﺪَﺏُ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥُ ﻋِﻨْﺪَ ﺳَﺪِّﻩِ ﺧِﻠَﺎﻓًﺎ ﻟِﺒَﻌْﻀِﻬِﻢْ
“Tidak dianjurkan mengumandangkan adzan ketika menutup lahad, tidak sebagaimanapendapatsebagian mereka.” (Hasyiyah Al-Bajirami ‘ala Al-Manhaj, 5:38)

Keempat, Madzhab Hambali
Ibnu Qudamah berkata,
ﺃﺟﻤﻌﺖ ﺍﻷﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﻭﺍﻹﻗﺎﻣﺔ ﻣﺸﺮﻭﻉ ﻟﻠﺼﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻭﻻ ﻳﺸﺮﻋﺎﻥ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻣﻨﻪ ﺍﻹﻋﻼﻡ ﺑﻮﻗﺖ ﺍﻟﻤﻔﺮﻭﺿﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﻋﻴﺎﻥ ﻭﻫﺬﺍ ﻻ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻫﺎ .
“Umat sepakat bahwa adzan dan iqamat disyariatkan untuk shalat lima waktu dan keduanya tidak disyariatkan untuk selain shalat lima waktu, karena maksudnya adalah untuk pemberitahuan (masuknya) waktu shalat fardhukepada orang-orang. Dan ini tidak terdapat pada selainnya.” (Asy-Syarh Al-Kabir, I:388)
Semua keterangan di atas mengerucut pada satu kesimpulan bahwa mengumandangkan adzan ketika memakamkan jenazah adalah perbuatan yang bertentangdengan sunnah, atau dengan ungkapan yang lebih tegas, itu bid’ah yang terlarang.
Allahu a’lam

(Copas postingan fb Eti UmmuNadhif (dari postingan fb Ukhti Dewi Respitasari Dorayak) pada wall grup MANHAJ AHLUS SUNNAH WALJAMA'AH)

Jumat, 06 September 2013

MISI BARU PENYALURAN HEWAN QURBAN UNTUK WARGA MUSLIMSURIAH

Alhamdulillahsebentar lagi hari raya qurban akan datang..
oleh karena itu wahai saudaraku, sudah saatnya kita berlomba2 untuk membantu saudara kita di Suriah, dengan cara menyalurkanhewan qurban ke mereka, sehingga rakyat muslim suriah dapat merasakan daging qurban.. hal ini dikarenakan penindasan peperangan syiah basar asad dan sekutunya selama dua tahun lebih, mereka rakyat muslim Suriah tidak dapat melaksanakan qurban di negaranya sendiri.
Untuk itu misi medis suriah menjembatani agar hewan qurbandari warga muslim indonesia dapat disalurkan ke rakyat muslim Suriah..
Untuk penyaluran hewan qurban ke warga muslim Suriah menggunakan rekening tersendiri hal ini untuk mengindari tercampurnya bantuan ikhwah sekalian denganmisi lain seperti bantuan obat2an, bantuan masker sejata kimia, dan bantuan RSLMI
Salurkan hewan qurbananda melalui misi medis suriah dengan melalui rekening:
-Bank Mandiri : 900 00 1633532-6 A/n SAMINGUN
008 (KODE ATM BERSAMA)
dan konfirmasi ke no HP : 0898-434 -2221
"Rekening hanya di buka untuk bank mandiri karena bersifat sementara (hanya untuk menampungmisi PenyaluranHewan Qurban)"
Setelah mentransfer sejumlah dana silahkan konfirmasi ke no hp 0898-434-2221 dengan format:
[nama#alamat#jenis hewan#jumlah transfer]
Agar mudahdibedakan antara pentransfer satu denganlainnya sertakan 3 digit terakhir no hp anda padasaat anda mentransfersejumlah dana.
Contoh:
[samingun#kebon sirih rt:2 rw:4 jakarta#sapi#24.000. 221]
Harga hewan qurban
- Kambing $ 200 atau Rp. 2.500.000
- Sapi $ 2.000 atau Rp. 24.000.000
- Unta $ 2.000 atau Rp. 24.000 .000
Note : dikarenakan dolar lagi naik maka kelebihan harga hewan qurban akan digunakan untuk biaya operasional, upah jagal dan transportasike daerah penyaluran.
Dana yang masuk ke rekening MISI PENYALURAN HEWAN QURBAN akan di update setiap hari.
---------------
---------------
-------------------
SEPENGGAL KISAH NYATA KONDISIDI SURIAH!
---------------
---------------
-------------------
Sewaktu di suria, salah satu keutamaan yang kita dapati dari masyarakat disana adalah mereka merasa mendapat kehormatan apabila berhasil membawa seorang tamu dan menjamu di rumahnya !
hampir setiap kali bertemudengan orang baru, mereka selalu mengajak berkunjung ke rumahnya, kalau kemudian kita menolaknya dengan berbagai alasan ! mereka kelihatan sangat sedih sekali !
dan kalau alasan kita kurang bisa mereka terima, mereka terus berusaha merayu kita untuk datang ke rumahnya !
subhanallah !
dimana akhlak seperti ini bisa kita jumpai di negara kita ! padahal kita semua telah mengetahui tentang keutamaan memuliakan tamu !
sudah menjadi kebiasaan kaum muslimin setelah selesai bulan romadhon kita memulai puasa syawal, maka kita pun melakukan hal yang sama, menjelang berbuka kita di undang berbuka oleh salah satu komandan mujahidin, sebut saja abu qo'qo', bassamthoqiqoh, beliau tinggal di kampungihsim, provinsi Idlib.
menjelang magrib, beliau menjemput kita di markas dan membawakita ke rumah beliau, sesampai di rumah beliau, makanan denganberbagai jenis dan macamnya telah tersedia, roti, nasi, syurbah, sayur kentang dengan ayam, minumandan lain-lain, begitu adzan berkumandang, beliau mempersilahkan kita untuk berbuka, beliau sendiri yang melayani kita dan setiap melihat piring kita mendekati habis, langsung ditambah makanannya !
demikian seterusnya sampai kita betul-betul merasa kekenyangan !
iseng-iseng saya tanya kepada salah satu diantara teman suria yang hadir diperjamuaan itu dengan diam-diam :
makanan seperti ini, berapakali kalian memakannya dalam sepekan !
beliau menjawab :
kami memasak seperti ini karena ingin menjamu kalian secara khusus ! keluarga kami sudah lama tidak makan makanan seperti ini ! maksudnya daging ayam !
jleb...
langsung mengenai ulu hati kami ! berapabanyak diantara keluarga kita yang setiap harinya makan daging, ikan, ayam dan makanan mewah lainnya !
ketika hari raya ied, sala satu ikhwah membeli satu ekor kambing jumbo kemudian mengundangmujahidin makan siang bersama, sekitar 70 orang mujahidin yang hadir di perjamuan tersebut, setelah selesai makan siang, masih tersisa nasi, tulangdengan sedikit daging yang menempel, lemak, maka ada seorang ikhwan yang mengumpulkansisa-sisa makanan,
saya pun bertanya :
untuk apa sisa makanan ini ?
maka sahabat kita ini menjawab : masih banyak orang membutuhkannya dan mau memakannya !
saya mau membagikannya untuk orang-orang miskin !
WALLAHI !
saya berfikir dia akan menjawab : untuk makanan ayam atau yang semisalnya ! jawabanya tidak saya sangka-sangka sehingga serasa sesak dada ini mendengarkannya!
marilah ikhwah sekalian ! kita bersama-sama dan bahu membahu dalam meringankanbeban saudara kita di suriah ! semoga denganitu, beban kita di akhirat Allah Ta'la ringankan !
Oleh: Muh Nurhuda
(relawan suriah dari radio rodja dan peduli muslim)
#syiahbukanislam #syiah #syiria #suri
---------------
---------------
-------------------
Donasi bantuan masyarakat untuk rakyat suriah dapat disalurkan pada rekening berikut:
- BCA an Ikrimah 1691967749
Konfirmasi 0817.40.9691 (Boleh konfirmasi, Boleh juga tidak)
- Bank MANDIRIKCP KelapaGading Boulevard Jakarta an Siti Ana Ravita Laksmi (istri dari ustadz Abu MuhammadHerman) 1250019692011
Konfirmasi 0813.1490. 9000 (Sebaiknya konfirmasi)
---------------
---------------
-------------------
BANTU KAMI AGAR KITA BISA MEMBANTU SAUDARA-SAUDARA KITA DI SURIAH MELAUI FP MISI MEDIS SURIAH DARI PEMBANTAIAN SYIAH BASAR ASAD DAN SEKUTUSYIAH IRAN, SYIAH HIZBULLAT, SYIAH IRAQ.
( sumber : https://m.facebook.com/photo.php?fbid=193205110862086&id=180983328750931&set=a.181210555394875.1073741828.180983328750931&refid=7&_ft_=qid.5920442840317145519%3Amf_story_key.729276678031432026 )

Senin, 02 September 2013

Alangkah Berharganya Wajah Seorang Wanita

Muhammadbin Musa al-Qodhi berkata:
"Pada suatu hari di tahun 286 H, saya mengahadiri sidang Musa bin Ishaq al-Qodhi.
Sidang atas kasus yang diajukan oleh orang tua yang menggugat menantunya karena menantu tersebut mengingkari mahar sinilai 500 dinar[1] yang dia janjikan.
Hakim kemudian mengatakan:
"Datangkanlah para saksimu."
Orangtua itu mengatakan:
"Saya telah menghadirkan mereka dalam sidang ini."
Sang hakim lalu meminta kepada sebagian saksi untuk melihat kepada istri, lalu saksi pun berdiri dan hakim juga memerintahkan kepada si wanita untuk berdiri.
Mengetahui hal itu, suaminya berkata:
"Apa yang hendak kalian lakukan?"
Pengacaranya mengatakan:
"Mereka akan melihat wajah istrimu untuk mengecek kebenarannya."
Maka sang suami mengatakan:
"Saya bersaksi kepada hakim bahwa saya mengakui punya hutang mahar padaistri saya asalkan dia tidak membukawajahnya kepada orang lain."
Sang istri kemudian membalas:
"Saya juga bersaksi kepada hakim bahwa saya telah merelakan mahar saya dan memberikannya kepada suami saya dan dia telah lepas beban dunia akhirat."
Maka hakim berkomentar:
"Sungguh, ini pantasdicatat dalamkeindahan akhlak."
(Tarikh Baghdad 13/53 oleh al-Khatib al-Baghdadi)
Dalam kisah ini terdapat faedah tentang kecemburuan suami terhadap istrinya, bagaimanadia tidak rela jika wajah istrinya dipandangoleh orang lain sekalipun dalampersaksian.
Lantas mana kecemburuanmuwahai para suami dan pemilik anak putri?!!
(Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 3 Tahunke-12, Syawal 1433 H [Agustus-September 2012])
Wahai para Suami..
Istrimu adalah mahkotamu... titipan dari Allah khusus untukmu yang harus kamu jaga...
Jangan sampai lelaki lain memakai mahkotamu... atau ikut menikmati indahnya mahkotamu...
Sungguh pilu hati ini tatkala melihat seorang suami membiarkan istrinya menjadi santapanpandanganmata-mata nakal para lelaki..., ikut menikmati keindahan tubuhnya... ikut tergiur memandangparas cantiknya... dimanakah kecemburuanmu??.
Ataukah engkau banggajika kecantikan mahkotamu diketahui banyak lelaki..?, bangga jika mahkotamu ikut menggairahkan para lelaki ??.
Ingatlah... Allah akan meminta pertanggung-jawabanmu kelak.. (pada hari Kiamat) !!.
(Sumber: Nasehat Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja, Lc. M.A -HafizhohullohuTa'ala-)
Status
Abu Luqman Al Maghtany |
Via:
Hidup mulia dengansunnah''
( https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=553656061355223&substory_index=0&id=122498487804318&refid=7&_ft_=qid.5919226514551719142%3Amf_story_key.-9013750708343812534 )

Rabu, 21 Agustus 2013

INFO KAJIAN

Oleh : Ummu Adam

UST FIRANDA ANDIRJA, MA
(Mahasiswa doktoral universitas islam madinah,pengisi kajian di Masjid Nabawi Madinah KSA)

Hadirilah kajian berikut ini :

Hari/tgl : AHAD, 25 Agustus 2013
Pukul : 15.30 s.d Selesai.
Tema : Banyolan Syiah Rafhidah
Tempat : Masjid Manarul Amal (depan universitas mercubuana,meruya)
Info kajian: 081295101075 | 081281325675

Mohon disebarkan info kajian ini ..
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. ” (HR. Muslim no. 1893)
جَزَاك اللّهُ خَيْرًا

(Sumber: http://m.salamdakwah.com/baca-forum/info-kajian-ahad--25-agustus-2013-di-meruya--jakarta-barat--ustadz-firanda--ma-.html )

Rihlah Hati

A : "aku sebel sama orang yang suka nyuruh aku pake jilbab, gak da kerjaan lain apa.."

B: "mungkin dia sekedar memberimu saran. Karena itu merupakan kewajibannya juga"

A: "aku gak butuh nasehatnya, aku tau agamaku, lagian tu orang mau ikut campur aja"

B: "jangan salah faham dulu, mungkin dia hanya mencoba berbuat baik sama kamu. itu tandanya dia sayang sama kamu"

A: "sayang..? gak campuri urusanku baru namanya sayang"

B: (senyum) memakai jilbab itukan satu hal yang wajib untuk dilakukan. wajib itu kalo gak di lakukan jadi dosa, dgn dia menyuruhmu memakai jilbab, itu artinya dia gak mau kalo kamu dapet dosa"
A: "siapa yg bilang kalo pake jilbab itu wajib..?"

B: "Allah, di Al Qur'an kan ada"

A: "Yaa iya sih.. Tapi itukan bukan dosa besar. menolong orang, shalat dan puasa itu lebih penting"

B: "emang pake jilbab gak penting..? lagian lucu lagi.. kamu sholat karena ta'at tapi gak mau ta'at untuk berhijab"

A: "bener juga sih. tp apa yang kamu pakai itu gak penting. yang penting itu punya hati yang baik"

B: "apa yg kamu pakai ga penting..? trus buat apa kamu menghabiskan waktu satu jam untuk berdandan..?"

A: "maksudnya..?"

B: "kamu menghabiskan uang untuk make up, dan menghabiskan waktu untuk menata rambutmu. jadi, 'penampilan itu penting' ya kan..?

A: "bukan.. yang aku maksud, jilbab itu bukan hal yg penting dlm agama"

B: "kalo ga penting, kenapa di Al Qur'an ada..?"

A: "ia, tapi kita kan gak bisa mengikuti semua hal yang ada di Al Qur'an. Kamu gak paham. kalo pake hijab. siapa yang mau menikah dgn aku..?

B: "Oh, jadi orang yang pake Hijab gak bakalan nikah gitu?"

A: "ya gak gitu juga. Ok, gimana kalau aku menikah dan suami aku gak suka? trus nyuruh aku melepaskannya..?"

B: "gimana kalau suami kamu nyuruh kamu melakukan perampokan..? Kamu mau..?"

A: "itu gak nyambung. Perampokan itu kejahatan"

B: "lah... emangnya gak mematuhi Penciptamu bukan kejahatan?"

A: "udahlah, ngapain siy selembar kain aja di permasalahkan..?"

B: (senyum) Hijab itu bukan cuma selembar kain. Ini tentang kepatuhan kpd Allah Ta'ala. hijab itu selain bagian dari syari'at, tp jg sbg bukti keberanian, bukti keimanan dan identitas perempuan. Beda dengan rok mini dan celana ketat, itu untuk apa?"

A: "itu namanya Fashion. aku tu mau bebas"

B: "Fashion yang didesain dan dipromosikan oleh kebanyakan perusahaan, dan kamu pikir dapat membuat kamu bebas? yang diekspos perempuan dan menggunakan perempuan sebagai komoditas"

A: (diam)

B: "perusahaan atau iklan yg kamu bilang fashion itu sebenarnya telah memaksamu untuk memakai apa yang mereka mau untuk kamu pakai, apa itu yang di namakan bebas..?"

A: "sudahlah, berenti ngurusin aku. aku gak mau pake jilbab. titik..!! gak cocok dgn jaman sekarang, lagian aku tu masih muda belum pantes pake jilbab"

B: "Astaghfirullah, baiklah, ya udah. nanti kamu katakan itu kepada Allah ya ketika kamu ditanya di hari pembalasan..!!

A: (diam)

____________

Mungkin pendapat2mu mampu membungkam pikiranmu. dan kamu senang dgn keputusan akhirmu untuk tidak berhijab dgn alasan hijab sudah tidak sesuai dgn jaman dan alasan2 lainnya.
Tapi bisakah di hari kelak nanti kamu mengatakan alasan2 itu kepada Allah..?

Mungkinkah Allah akan memerima alasan2 kamu itu..?

Dan mungkin kamu lupa, bahwa kematian bisa datang kapan saja

(Kutipan akun facebook : Abu Nida pada Rabu 21 Agustus 2013)